Abdul Kadir Persatuan Dan Ruh Kemerdekaan Melintas Dijiwanya
Maret 23, 2019
Edit
Profil Lengkap Abdul Kadir
Nama Lengkap: Abdul Kadir Gelar Raden Temenggung Setia PahlawanTempat Lahir : Sintang, Kalimantan Barat
Tanggal Lahir : Tahun 1771
Wafat : Tanjung Suka Dua, Melawi, 1875
Ayah : Oerip
Ibu : Siti Safriyah
Gelar : Pahlawan Nasional
SK Presiden : Keppres No. 114/TK/1999, Tgl. 13 Oktober 1999
Biografi Lengkap Abdul Kadir
Abdul Kadir, lahir pada tahun 1771 di Sintang, Kalimantan Barat. Terlahir dari keluarga ningrat kerajaan Sintang dari pasangan Oerip dan Siti Safriyah. Pada tahun 1845, Ia ditunjuk sebagai pemimpin wilayah Melawai dalam kekuasaan Kerajaan Sintang menggantikan sang ayah yang meninggal dunia. Usianya dikala dinobatkan sebagai Raja Melawai telah menginjak 74 tahun. Namanya sehabis penobatan bermetamorfosis Abdul kadir Raden Tumenggung. Pada Biografi abdul Kadir dijelaskan, posisinya sebagai Raja Melawai sangat membuatnya berada pada posisi dilematis, satu sisi Ia harus tunduk kepada pemerintahan Raja Sintang yang telah tunduk kepada penjajah Belanda, namun direlung batinnya sangat menolak untuk berafiliasi dengan Belanda.Biografi Abdul kadir mengungkapkan, bahwa ia menerapkan seni administrasi ganda. Bersamaan dengan kepatuhannya pada Raja Sintang yang telah tunduk kepada Belanda, Ia menghimpun kekuatan rakyat Melawai untuk melawan Belanda. Keberhasilan menyatukan suku Dayak dan Melayu guna melawan Belanda menjadi Prestasi terbesar Abdul kadir. Beliau berhasil mengkremasi semangat rakyat Melawai dan Melayu untuk melepaskan dari penjajah Belanda. Kalimat penyemangat yang sangat popular darinya ialah `` selama masih berada di bawah telapak kaki penjajah, tidak akan pernah senang dan hidup makmur``.
Strategi ganda yang diterapkan oleh Abdul Kadir tercium juga oleh pihak Belanda. Di tahun 1886 Belanda membujuk Abdul Kadir dengan dukungan gelar Setia Pahlawan dan sejumlah uang yang diterima olehnya. Namun secara diam-diam, Abdul kadir tetap setia pada prinsip perjuangannya untuk melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Sebagai seorang Kepala tempat Melawai memperkuat posisi perjuangannya, alasannya ialah dia dengan gampang mendapat setiap warta dari kerajaan Sintang dan Belanda akan setiap rencana untuk menumpas perlawanan Belanda. Pada biografi Abdul kadir dijelaskan, ia berhasil menerapkan seni administrasi ganda tersebut selama 7 tahun.
Setelah selama 7 tahun segala siasat yang dilancarkan belanda selalu gagal, termasuk setiap agresi militer, alhasil Belanda mengetahui bahwa Abdul kadir lah bekerjsama pemimpin inti para pejuang di Melawai. Serangan besar-besaran dilancarkan oleh Belanda pada markas-markas usaha dengan sebelumnya menahan Abdul Kadir di bentang Belanda yang terletak di tempat Nanga Pinoh. Usianya yang telah mencapai 100 tahun tidak bisa menahannya lebih usang lagi, sampai alhasil menghembuskan napas terakhirnya dalam tahanan. Pada biografi Abdul Kadir kita dapati,akhirnya ia dimakamkan di Natal Mungguk Liang, Melawai.
Membaca kilasan biografi Abdul Kadir kita dapati sebuah semangat dalam karya nyata, bahwa kedamaian sebuah tempat dan kemajuan pembangunannya hanya sanggup dicapai dengan adanya persatuan antar komponen masyarakat. Atas segala jasa-jasanya, Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan diberikan anugerah gelar Pahlawan Nasional berdasar SK Presiden Republik Indonesia No 114/TK/ tahun 1999 yang tertanggal 13 Oktober 1999.
Karir Abdul Kadir
- 1845: Menggantikan ayahnya menjadi Raja Melawi, bergelar Raden Tumenggung
- 1868-1875: Memimpin rakyat Melawi untuk melawan Belanda
Penghargaan Abdul Kadir
- 1886: Gelar Setia Pahlawan dari pemerintah Belanda
- 1999: Gelar Pahlawan Nasional RI dengan SK Presiden Republik Indonesia No 114/TK/Tahun 1999