Aip Karel Satsuit Tubun, Mengajarkan Kesetiaan Pada Proses
Maret 25, 2019
Edit
Profil Karel Satsuit Tubun
Nama Lengkap : Karel Satsuit TubunProfesi : Polisi
Tempat Lahir : Tual, Maluku Tenggara,
Tanggal Lahir : Minggu, 14 Oktober 1928
Meninggal : Jakarta, 1 Oktober 1965 (umur 36)
Pasangan : Margaretha Waginah
Anak : Philipus Soemarno, Petrus Indro Waluyo & Linus Paulus Suprapto
Zodiac : Balance
Kebangsaan : Indonesia
Biografi Karel Satsuit Tubun
Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuitubun yang biasa disebut pula dengan K.S Tubun, terlahir pada minggu, 14 Oktober 1928 di Tual, Maluku Tenggara. Selepas lulus Sekolah Dasar pada tahun 1941, karel pribadi mendaftarkan diri di sekolah Kepolisian. Setamat pendidikan Kepolisian, Karel ditempatkan pada kesatuan Brigade Mobil (Brimob) Ambon dengan pangkat AIP (Agen Polisi Tingkat) II atau yang kini menjadi Bhayangkara Dua Polisi. Pada biografi AIP Karel Satsuit Tubun disebutkan, Ia mengalami kenaikan pangkat menjadi AIP (Agen Polisi Tingkat ) I atau kini Bhayangkara Polisi Satu ketika dipindahtugaskan di Jakarta.Pada ketika bertugas di Jakarta, Presiden Soekarno menggelorakan Trikora yang mengandung maklumat dikembalikannya Irian Barat dari kekuasaan Belanda. K.S Tubun diikutsertakan dalam operasi militer merebut Irian Barat. Keberhasilan dalam operasi militer tersebut menunjang keberhasilan para personil yang terlibat. Dalam biografi AIP Karel Satsuit Tubun dijelaskan, sesudah kembali ke Jakarta dari Irian Barat, Ia ditugaskan sebagai pengawal di kediaman Wakil Perdana Menteri, Dr. J. Leimena. Secara sedikit demi sedikit K.S Tubun mengalami kenaikan pangkat menjadi Brigadir polisi.
Pada situasi tersebut, Anggota Gerakan 30 September sedang merencanakan agresi pemberontakan dan merasa terancam atas keberadaan para Pimpinan Angkatan Darat. Anggota Gerakan 30 September membuat tahapan agresi dengan melakukan penculikan terhadap para perwira Angkatan Darat. Salah satu target mereka yaitu Jenderal A.H Nasution yang rumahnya bersebelahan dengan Dr. J. Leimena daerah K.S Tubun bertugas. Lintasan sejarah biografi AIP Karel Satsuit Tubun diketahui,sebelum melancarkan agresi ke kediaman Jenderal Nasution, mereka terlebih dahulu menyekap para penjaga rumah Dr. J. Leimena.
Saat terjadi insiden penyergapan tersebut, AIP Karel Satsuit Tubun ia menerima kiprah jaga pagi, maka Ia menyempatkan diri untuk tidur. Mendengar bunyi gaduh, K.S Tubun terbangun dan segera mengambil senjata dan menembakkan kepada gerombolan para penculik. Perlawanan tak terhindarkan dan terjadi saling baku tembakl antara dirinya dengan para penculik. Biografi AIP Karel Satsuit Tubun menginformasikan, alasannya yaitu perlawanan yang tidak seimbang, maka K.S Tubun pun tewas sesudah peluru para penculik bersarang di tubuhnya. Sebuah agresi patriotik yang menciptakan namanya harum terkenang sepanjang masa di Negeri ini. Ia gugur sebagai hero bangsa pada umur 36 tahun.
Segala jasa dan amal baiknya selalu terkenang, dan pemerintah melalui Keppres No.114/KOTI/1965 memutuskan K.S Tubun sebagai Pahlawan Revolusi bersama para Perwira Angkatan Darat yang menjadi korban keganasan pada insiden Gerakan 30 September. Pangkatnya juga mengalami kenaikan menjadi Ajun Inspektur Dua Polisi. Biografi AIP karel Satsuit Tubun juga menginformasikan wacana pengabadian namanya sebagai salah satu nama pangkalan udara yaitu Bandar Udara Karel Satsuit Tubun di Pelabuhan Ratu. Namanya juga terabadikan dalam Kapal Perang KRI Karel Satsuit Tubun dari fregat kelas Ahmad Yani.
Karir Karel Satsuit Tubun
- Anggota Polri
- Polisi Brimob Pangkat Agen Polisi Kelas Dua
- Polisi Brimob Pangkat Agen Polisi Kelas Satu
- Polisi Brimob Brigadir Polisi
- Polisi Pangkat Ajun Inspektur Dua Polisi.
Penghargaan Karel Satsuit Tubun
- Pahlawan Revolusi pada tanggal 5 Oktober 1965.