Mengenal Taurat, Zabur Dan Injil



A. Kitab Taurat

Kitab Taurat ialah kumpulan firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Musa as. Kitab ini berlaku hanya bagi Nabi Musa as. dan Bani Israil. Firman Allah SWT: 

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa. ” (QS. Al Baqarah: 87). “Dan Kami berikan kepada Musa kitab Taurat dan Kami jadikan kitab Taurat petunjuk bagi Bani Israil.” (QS. Al Isra’: 2).

Kitab Taurat ini hanyalah salah satu cuilan dari Kitab suci agama Yahudi yang disebut Biblia/Al Kitab (terdiri dari Thora, Nabiin, dan Khetubiin). Di kemudian hari orang Katolik menamainya Perjanjian Lama (Old Testament). Konon Taurat yang tertuang dalam Perjanjian Lama tersebut berasal dari Nabi Musa as. dan dibagi menjadi lima kitab:
  1. Kitab Kejadian (Genesis) yang mengisahkan insiden alam semesta, insiden Adam dan Hawa serta dikeluarkannya mereka dari surga, dan turunnya Adam , dan sejumlah Nabi hingga Yusuf as.
  2. Kitab Keluaran (Exodus) yang mengisahkan wacana keluarnya Bani Israil dari Mesir yang dipimpin Nabi Musa as. akhir penindasan Fir’aun, keberadaan Musa di Padang Tih, Semenanjung Sinai selama 40 tahun, munajat Musa as. terhadap Yahwe (Allah SWT), hingga turunnya Sepuluh Perintah.
  3. Kitab Imamat (Leviticus) yang berisi kumpulan hukum/syariat dalam agama Yahudi.
  4. Kitab Bilangan (numbers) yang mengambarkan jumlah keturunan dua belas Bani Israil pada zaman Nabi Musa as.
  5. Kitab Ulangan (Deuteronomy) yang berisi pengulangan kisah kepergian Bani Israil dari Mesir dan pengulangan kumpulan peraturan.
Kata Taurat berasal dari bahasa Ibrani: “Thora” yang berarti syariat atau hukum. Kitab Taurat itu sendiri memang diturunkan dalam bahasa Ibrani. Nama Taurat disebut dalam Al Qur’an sebanyak delapan belas kali. Isi pokok kitab ini ialah Sepuluh firman atau Perintah (Ten Commandements) Allah SWT yang diterima oleh Nabi Musa as. ketika berada di puncak gunung Thursina.

Sepuluh Firman atau Perintah yang meliputi asas-asas akidah (keyakinan) dan asas-asas syariat (kebaktian) itu termuat dalam kitab Keluaran pasal 20: 1-17 dan Kitab Ulangan pasal 5: 1-21. Sepuluh Perintah Allah SWT tersebut sebagai berikut:
  1. Keharusan mengakui ke-Esa-an Allah dan mencintai-Nya.
  2. Larangan menyembah patung atau berhala, lantaran Alllah SWT tidak sanggup diserupakan dengan makhluk-makhluk-Nya baik yang ada di langit, di darat, maupun di air.
  3. Perintah menyebut nama Allah SWT dengan hormat.
  4. Perintah memuliakan hari Sabat (sabtu).
  5. Perintah menghormati ayah-ibu.
  6. Larangan membunuh sesama manusia.
  7. Larangan berbuat cabul (mendekati zina).
  8. Larangan mencuri.
  9. Larangan berdusta (menjadi saksi palsu).
  10. Larangan berkeinginan mempunyai atau menguasai barang orang lain dengan cara yang tidak benar.
Selain Sepuluh Firman atau Perintah Allah SWT tersebut, Nabi Musa as. juga mendapatkan wahyu lain wacana cara melakukan sholat, berqurban, upacara, dan lain sebagainya. Dalam menyiarkan aliran tersebut, Nabi Musa as., dibantu oleh saudaranya, Nabi Harun as.

Hanya saja, yang patut disesalkan, beberapa waktu lamanya sesudah Nabi Musa as. wafat, isi kitab Taurat telah diubah oleh pemuka Yahudi. Sebagian firman Allah SWT dalam kitab tersebut mereka gelapkan, sebagaimana telah diberitakan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an. “Dan mereka tidak memuliakan Allah dengan kemuliaan yang semestinya ketika mereka berkata:

“Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.” Jawablah (ya Muhammad): “Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kau jadikan kitab itu lembarann-lembaran kertas yang bercerai-berai, kau perlihatkan (sebagiannya) dan kau sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan apa yang kau dan bapak-bapak kau belum ketahui.” Katakanlah: “Allah (telah menurunkannya)”.Kemudian biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.” (QS. Al An’am: 91). 


Maksudnya Nabi Muhammad saw disuruh meninggalkan orang-orang yang mempermainkan agama sesudah memberikan petunjuk yang benar.

Di antara isi Kitab Taurat yang diubah ialah wacana kerasulan Muhammad dan sifat-sifatnya. Firman Allah SWT: 

“Apakah kau (umat Muhammad) masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal sebagian mereka telah mendengar firman Allah, kemudian mereka mengubahnya sesudah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 75) 

Ayat ini menegaskah bahwa di antara orang Yahudi ada yang mengubah isi Taurat, antara lain yang bekerjasama dengan kerasulan Muhammad saw. Setelah adanya perubahan isi dalam kitab Taurat tersebut, masihkah kita wajib mempercayainya? (Salah satu cara menyikapi kitab Taurat menyerupai yang diterangkan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992).


“… Oleh lantaran itu keimanan umat Islam dengan Taurat sebagai satu di antara kitab-kitab suci yang diwahyukan sebelum Al-Qur’an, sudah cukup dalam bentuk membenarkan gosip Al-Quran dan hadits Nabi, bahwa dulu Nabi Musa mendapatkan firmann-firman Tuhan, yang dinamakan dengan Taurat. Sebagian firman-firman yang disampaikan kepada Musa itu disebutkan dalam Al-Quran dan apa yang disebutkan Al-Quran itu tentu dipercaya sebagai cuilan dari kandungan Taurat”.


B. Kitab Zabur
Kitab Zabur ialah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. Firman Allah SWT. “Dan Kami berikan (kitab) Zabur kepada Dawud.” (QS. Al Isra’: 55)

Kata zabur (bentuk jamaknya zubur) berasal dari zabaraayazburu-zabr yang berarti menulis. Makna aslinya ialah kitab yang tertulis. Zabur dalam bahasa Arab dikenal dengan sebutan mazmuur (jamaknya mazamir), dan dalam bahasa Ibrani disebut mizmor (nyanyian rohani yang dianggap suci).

Kitab Zabur berisi kumpulan mazmur, yakni nyanyian rohani yang dianggap suci (Inggris: Psalm) yang berasal dari Nabi Dawud as. 150 nyanyian yang terkumpul dalam kitab ini berkisah wacana seluruh insiden dan pengalaman hidup Nabi Daud as. mulai dari mengenai kejatuhannya, dosanya, pengampunan dosanya oleh Allah, sukacita kemenangannya atas musuh Allah, kemuliaan Tuhan, hingga kemuliaan Mesias yang akan datang. Makara kitab ini sama sekali tidak mengandung hukum-hukum atau syariat (peraturan agama), lantaran Nabi Dawud as. diperintahkan oleh Allah SWT mengikuti peraturan yang dibawa oleh Nabi Musa as.
Secara garis besarnya, nyanyian rohani yang disenandungkan oleh Nabi Daud as. terdiri dari lima macam:
  1. Ratapan dan doa individu.
  2. Ratapan-ratapan jamaah.
  3. Nyanyian untuk raja.
  4. Nyanyian liturgy kebaktian untuk memuji Tuhan, dan
  5. Nyanyian perorangan sebagai rasa syukur.
Nyanyian kebanggaan dalam Kitab Zabur antara lain, Mazmur:146
  1. Besarkanlah olehmu akan Allah. Hai Jiwaku pujilah Allah.
  2. Maka saya akah memuji Allah seumur hidupku, dan saya akan nyanyi pujian-pujian kepada Tuhanku selama saya ada.
  3. Janganlah kau percaya pada raja-raja atau belum dewasa Adam yang tiada mempunyai pertolongan.
  4. Maka putuslah nyawanya dan kembalilah ia kepada tanah asalnya dan pada hari itu hilanglah segala daya upayanya.
  5. Maka berbahagialah orang yang memperoleh Ya’qub sebagai penolongnya dan yang menaruh harap kepada Tuhan Allah.
  6. Yang menyebabkan langit, bumi dan maritim serta segala isinya, dan yang menaruh setia hingga selamanya.
  7. Yang membela orang yang teraniaya dan yang memberi makan orang yang lapar. Bahwa Allah membuka rantai orang yang terpenjara.
  8. Dan Allah membukakan mata orang buta, Allah menegakkan orang yang tertunduk, dan Allah mengasihi orang yang benar.
  9. Bahwa Allah akan berkerajaan kelak hingga selamaalamanya dan Tuhanmu, hai Zion! Zaman berzaman. Besarkanlah Allah olehmu.
Mazmur (nyanyian rohani yang dianggap suci) itulah yang kini dimuat dalam Perjanjian Lama. Menurut Dr. F.L. Bakker, pendeta Katolik dari Belanda dan penulis buku Sejarah Kerajaan Allah (judul aslinya: Geschiedenis der Gods Openbaring) dari 150 nyanyian rohani dalam Perjanjian Lama itu, hanya 73 di antaranya yang berasal dari Nabi Dawud as. (yakni mazmur 3-9, 11-32, 34-41, 51-65, 68-70, 86, 101, 103, 108-110, 122, 124, 131, 138-145). Selebihnya ialah mazmur dari putra-putra Korah (yaitu mazmur: 42, 44-49, 84, 85, 87, 88), mazmur Asaph (50, 73-83), mazmur Ma’a lot (120-134), dan mazmur Haleluyah (104-106, 111-113, 115-117, 135, 146-150).



C. Kitab Injil

Injil ialah kitab yang berisi firman-firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa as. (Yesus Kristus), putra dari Maryam. Firman Allah SWT:

“Dan Kami telah menunjukkan kepadanya kitab Injil, di dalamnya (berisi) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab sebelumnya, yaitu Kitab Taurat, serta menjadi petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Maidah: 46)


Kata Bibel semula berasal dari bahasa Yunani euangelion yang berarti kabar gembira. Kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Injil. Makna dari kabar gembira yang dimaksud ialah lantaran Nabi Isa as. menggembirakan para umatnya dengan gosip akan kedatangan Muhammad saw sebagai utusan Allah SWT yang terakhir untuk seluruh alam. Nabi Isa as. mengajarkan Bibel kepada para pengikutnya hanya selama tiga tahun. 

Tepatnya semenjak usia 30 hingga usia 33 tahun. Lalu ia diangkat/diselamatkan oleb Allah SWT dari pengejaran kaum Yahudi yang ingin menyalibnya.

Dalam berdakwah Isa almasih dibantu oleh dua belas orang muridnya yang dalam Islam dikenal dengan sebutan Hawariyyun (murid-murid Nabi Isa yang sangat setia). Mereka ialah:

1. Andreas
2. Simon Petrus
3. Barnabas
4. Matius
5. Yahya bin Zabdi
6. Ya’kub bin Zabdi
7. Thadeus
8. Yahuda
9. Bartholomeus
10. Pilipus
11. Ya’kub bin Alpius
12. Yahuda Iskariot

Isi yang terkandung dalam Bibel ini berbeda dengan kitab-kitab terdahulu. Kitab Taurat mengajarkan wacana Tauhid (ke-Esa-an Allah SWT), dan Kitab Zabur mengajarkan puji-pujian (zikir dan doa) kepada Allah SWT, sedangkan Bibel mengajarkan wacana pencucian jiwa-raga dari kekotoran (nafsu duniawi). Dengan kata lain, Bibel mengajak insan untuk hidup zuhud, yakni contoh hidup yang tidak mengutamakan hal-hal yang bersifat duniawi.

Sebagai umat Islam kita wajib mempercayai bahwa Bibel merupakan kitab dari Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Isa as. Akan tetapi umat Katolik beropini lain. Menurut mereka, Bibel ialah dongeng atau laporan yang disusun oleh para pengikut Isa Almasih wacana kehidupan Almasih, termasuk wacana pengajarannya kepada Bani Israil atau Bangsa Yahudi semoga mereka beragama secara benar.

Penting untuk kita ketahui, bahwa Bibel yang beredar kini ini berbeda dengan aslinya. Kalau begitu dari manakah Bibel yang ada ketika ini? Tidak lain karya orang-orang Yahudi yang ditulis beberapa waktu lamanya sesudah Nabi Isa as. wafat. Pada mulanya beredar puluhan Injil, namun dalam Synodes (muktamar gereja-gereja) di Nicaea, – suatu tempat di Asia Kecil, bersahabat Konstantinopel – pada tahun 325 M yang diadakan oleh Kaisar Constantinus, diputuskan hanya empat injil yang sah.
  1. Injil Matius karya Santo Matius yang disebut juga Lewi anak Alpius, seorang Yahudi yang mula-mula bekerja sebagai pegawai pemungut pajak.
  2. Injil Markus karya Markus bin Maryam. Sesungguhnya Markus ialah nama gelar, sedangkan namanya sendiri ialah Yohana atau Yahya. Semula ia seorang beragama Yahudi, kemudian masuk Katolik di tangan Petrus. Riwayat lain menyampaikan bahwa penulis Bibel Markus ialah guru markus, ialah Petrus.
  3. Markus ialah kemenakan dari Barnabas, yang juga penulis Injil. Berdua mereka mengembara (untuk berdakwah) mengabarkan Bibel ke Roma, Afrika Utara dan jadinya menetap di Mesir. Ia meninggal dunia lantaran dibunuh oleh para penyembah berhala pada tahun 62 M.Markus, berdasarkan Ibnu Batrik yang juga penulis Masehi, tidak mengakui ketuhanan Yesus. Pahamnya ini diikuti oleh pemeluk Nasrani di kawasan dakwahnya menyerupai Afrika Utara, Mesir, dan Habsy. ltulah sebabnya Najasi, Raja Habsyi pada masa Nabi Muhammad saw. juga percaya sepenuhnya bahwa Isa anak Maryam bukanlah Tuhan, melainkan Nabi dan Rasul sebagaimana Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul Tuhan yang lain.
  4. Injil Lukas dikarang oleh Lukas, seorang tabib kelahiran Antiokia, Yunani. Sumber lain mengatakan, bahwa ia seorang tukang gambar. Ia murid Paulus, dan keduanya tidak pernah bertemu dengan Yesus. Dengan demikian baik Lukas maupun Paulus bukanlah murid Yesus.
  5. Injil Yahya. Menurut Encyclopedia Britanica, Bibel Yahya ditulis pada tahun 100 M oleh seorang ketua Gereja berjulukan Yahya atau John the Presbyter yang tinggal di Episus. Jelaslah bahwa Bibel Yahya bukan karya Yahya bin Zabid Murid Yesus, lantaran ia terbunuh pada tahun 70 M.

Prof. Stadlein menegaskan bahwa Bibel Yahya dikarang oleh seorang mahasiswa dari sekolah tinggi Iskandariyah pada kurun kedua masehi. Pendapat inilah yang cukup beralasan. Mengapa? Bibel Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus, di mana aliran tersebut mula-mula tiba dari mazab Iskandariyah yang kemudian disahkan oleh Kongres Nicea pada tahun 325 M semasa Kaisar Constantinus.

Yang terperinci Bibel Yahya sengaja ditulis untuk menegaskan wacana ketuhanan Yesus. Tentang sejarah penulisan Bibel Yahya ini lebih lengkap dan terperinci diterangkan dalam buku Kuliah Aqidah Lengkap karya Drs. Humaidi Tatapangarsa (terbitan Bina Ilmu, Surabaya).

Bahwa Bibel Yahya mengajarkan ketuhanan Yesus memang sanggup dimaklumi, lantaran ia ditulis oleh pengarangnya memang untuk tujuan itu atas desakan dari orang-orang disekitarnya.

Seorang penulis Masehi dari Libanon, Jerjis Zuwen mengatakan: “Sesungguhnya Syirbantus dan Abisu beserta pengikut mereka di waktu mengajarkan agama Masehi beropini bahwa Al-Masih tidak lain ialah seorang insan dan ia tidak ada sebelum ibunya Maryam. Oleh lantaran itu pada tahun 96 M berkumpullah semua pendeta Asia dan lain-lain di tempat Yahya. Mereka mengharapkan semoga Yahya menulis wacana Al-Masih dan menyerukan sebuah Bibel yang belum ditulis oleh ahli-ahli Bibel yang lain. Lalu ditulisnya dengan cara tersendiri wacana ketuhanan Allsih.”

Penulis Masehi lainnya, Yusuf Al-Dubai Al-Khauri mengambarkan pula. “Sesungguhnya yahya mengarang Injilnya pada penghabisan hidupnya atas permohonan pendeta-pendeta Asia. Penyebabnya ialah lantaran di sana terdapat beberapa golongan yang mengingkari ketuhanan Masih. Mereka meminta kepadanya semoga ditegaskan ketuhanan Al-Masih itu dan disebutkan apa-apa yang ditinggalkan oleh Matius, Markus dan Lukas dalam Injil-injil mereka.”

Jadilah Bibel Yahya ialah satu-satunya Bibel – di antara keempat Bibel – yang diakui sah oleh kalangan gereja, yang secara tegas mengajarkan ketuhanan Yesus.

Injil-injil selain yang keempat itu dinyatakan sebagai injil Apocrypha(injil-injil yang tidak sah, yang tidak boleh terbit dan harus dimusnahkan). Injil-injil yang dinyatakan tidak sah tersebut, antara lain:
1. Bibel Andreas
2. Bibel Apeles
3. Bibel Barnabas
4. Bibel Duabelas
5. Bibel Ebionea
6. Bibel Ibrani
7. Bibel Marcion
8. Bibel Maria
9. Bibel Mathias
10. Bibel Nicodemus
11. Bibel Orang-orang Mesir
12. Bibel Philip
13. Bibel Thomas
14. Bibel Yakobus
15. Bibel Yudas Iskariot

Sebagai umat Islam, bagaimanakah seharusnya kita menyikapi keempat Bibel (karya Matius, Markus, Lukas, dan Yahya) yang ada kini ini? Umat Islam cukuplah mempercayai bahwa Allah SWT pernah menurunkan Kitab Bibel kepada nabi Isa as. Akan tetapi Bibel yang murni atau benar-benar berisi kumpulan firman Allah SWT kini sudah tidak ada lagi. Maka kita sebagai umat Islam tidak boleh mempercayai isi keempat Bibel tersebut. (Ditegaskan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia karya Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta: Djambatan, 1992).

Berdasarkan keterangan Al Qur’an dan dengan menganalogikan Bibel dengan Al Qur’an, maka umat Islam memandang bahwa Bibel yang seharusnya menjadi pegangan umat Katolik haruslah satu versi menyerupai Al Qur’an, ia haruslah merupakan himpunan murni firman-firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Isa AI-Masih dan kemudian ia sampaikan kepada para pengikutnya. Bibel itu seharusnya berbahasa Aramea, lantaran Nabi Isa Almasih dan kaumnya berbahasa Aramea.

Di antara semua Bibel yang tersebut di atas – baik yang sah maupun tidak – sesungguhnya Bibel Barnabas yang menarik perhatian, terutama bagi umat Islam. Isi Bibel Barnabas banyak persamaannya dengan yang diberitakan Al-Quran. Sebab dalam kitab tersebut, antara lain, diterangkan juga:

  1. Yesus tidak disalib, yang disalib bersama-sama Yudas Iskariot yang telah diserupakan oleh Tuhan – rupa dan suaranya – dengan rupa dan bunyi Yesus. Sedang Yesus sendiri loncat bersama malaikat dan terus diangkat ke hadirat Allah SWT (Pasal 215, 216, dan 217).
  2. Yesus bukan anak Allah, bukan pula Tuhan, tetapi seorang Rasul (utusan) Allah.
  3. Bahwa putra Nabi Ibrahim as. yang akan disembelih lantaran perintah Allah SWT ialah Ismail, bukan Ishaq menyerupai yang tersebut dalam Perjanjian usang yang ada kini ini.
  4. Mesias (yang dimaksudkan di sini “pembebas dunia” atau “juru selamat”) atau Almasih yang dinanti-nantikan itu bukan Yesus akan tetapi Muhammad, Nabi dan Rasul Allah yang terakhir.

Hanya saja, yang patut disesalkan, Bibel Barnabas oleh pihak Gereja digolongkan sebagai Bibel yang tidak sah, sehingga ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Tetapi pada tahun 1709, Cremer Toland, seorang penasihat Raja Prusia menemukan naskah tertua Bibel Barnabas dalam bahasa Italia yang semula tersimpan rapi di perpustakaan seorang terkemuka di Amsterdam. Dari naskah berbahasa Itali itulah dibentuk terjemahannya ke bahasa lain menyerupai bahasa Inggris, Spanyol dan Arab.

Penerjemahan Bibel Barnabas dari bahasa Itali ke Bahasa Arab dilakukan oleh Dr. Kholil Sa’adah pada tahun 1908 dan dimuat dalam majalah Al Manar terbitan Mesir. Datl Bibel Barnabas berbahasa Arab itulah, Husein Abubakar dan Abubakar Basymeleh menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia.


---)(---


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel