Mengenal Bentuk Alam Semesta Yang Ibarat Trompet

Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson California, mahir astronomi Amerika, Edwin Hubble menciptakan salah satu inovasi terbesar di sepanjang sejarah astronomi.
Sementara ia mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa cahaya dari mereka telah bergeser ke ujung merah spektrum dan bahwa pergeseran ini lebih terang lebih lanjut bintang itu dari bumi.

Sekitar enam tahun silam sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman melaksanakan observasi terhadap alam semesta untuk menemukan bentuk sesungguhnya dari alam semesta raya ini alasannya yaitu prediksi yang umum selama ini menyampaikan bahwa alam semesta berbentuk bulat lingkaran atau prediksi lain menyebutkan bentuknya datar saja.

Menggunakan sebuah peralatan canggih milik NASA yang berjulukan “Wilkinson Microwave Anisotropy Prob” (WMAP), mereka mendapat sebuah kesimpulan yang sangat mencengangkan lantaran berdasarkan hasil penelitian tersebut alam semesta ini ternyata berbentuk menyerupai terompet.

Di mana pada pecahan ujung belakang terompet (alam semesta) merupakan alam semesta yang tidak sanggup diamati (unobservable), sedang pecahan depan, di mana bumi dan seluruh sistem tata surya berada merupakan alam semesta yang masih mungkin untuk diamati (observable).

Lihat gambar bentuk alam semesta dibawah ini:

Bentuk Alam Semesta

Di dalam kitab Tanbihul Ghofilin Jilid 1 hal. 60 ada sebuah hadits panjang yang menceritakan wacana insiden selesai zaman yang pada pecahan awalnya sangat menarik untuk dicermati.

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda :

“Ketika Allah telah selesai menimbulkan langit dan bumi, Allah menimbulkan sangkakala (terompet) dan diserahkan kepada malaikat Isrofil, kemudian ia letakkan dimulutnya sambil melihat ke Arsy menantikan bilakah ia diperintah. 

Saya bertanya : “Ya Rasulullah apakah sangkakala itu?” 

Jawab Rasulullah : “Bagaikan tanduk dari cahaya.” 

Saya tanya : “Bagaimana besarnya?” 

Jawab Rasulullah : “Sangat besar bulatannya, demi Allah yang mengutusku sebagai Nabi, besar bulatannya itu seluas langit dan bumi, dan akan ditiup sampai tiga kali. Pertama : Nafkhatul faza’ (untuk menakutkan). Kedua : Nafkhatus sa’aq (untuk mematikan). Ketiga: Nafkhatul ba’ats (untuk menghidupkan kembali atau membangkitkan).”

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa sangkakala atau terompet malaikat Isrofil itu bentuknya menyerupai tanduk dan terbuat dari cahaya. Ukuran bulatannya seluas langit dan bumi. Bentuk laksana tanduk mengingatkan kita pada terompet orang-orang jaman dahulu yang terbuat dari tanduk.

Kalimat seluas langit dan bumi sanggup dipahami sebagai ukuran yang meliputi/mencakup seluruh wilayah langit (sebagai lambang alam tak nyata/ghoib) dan bumi (sebagai lambang alam nyata/syahadah). Atau dengan kata lain, bulatan terompet malaikat Isrofil itu melingkar membentang dari alam kasatmata sampai alam ghoib.

Jika keshohihan hadits di atas sanggup dibuktikan dan data yang diperoleh lewat WMAP akurat dan sanggup dipertanggungjawabkan maka sanggup dipastikan bahwa kita ini kolam rama-rama yang hidup di tengah-tengah kaldera gunung berapi paling aktif yang siap meletus kapan saja.

Dan Allah telah mengabarkan kedahsyatan terompet malaikat Isrofil itu dalam surah An Naml ayat 87 :

Dan pada hari ketika terompet di tiup, maka terkejutlah semua yang di langit dan semua yang di bumi kecuali mereka yang di kehendaki Allah. Dan mereka semua tiba menghadapNya dengan merendahkan diri.”

Makhluk langit saja sanggup terkejut apalagi makhluk bumi yang notabene jauh lebih lemah dan lebih kecil. Pada sambungan hadits di atas ada sedikit preview wacana menyerupai apa keterkejutan dan ketakutan makhluk bumi kelak.

Pada dikala tergoncangnya bumi, insan bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung gugur kandungannya, yang menyusui lupa pada bayinya, belum dewasa jadi beruban dan setan-setan berlarian.”

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik, jikalau terompetnya saja sebesar itu, kemudian sebesar apa si peniupnya dan lebih dashsyat lagi, bagaimana dengan Sang Penciptanya? Allahu Akbar!

Wallahua'lam Bisshowab.

  • Dikutip dari banyak sekali sumber.



--o0o--

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel