Cut Nyak Dhien Ratu Perang Dari Aceh

    Profil Cut Nyak Dhien    

Biografi Cut Nyak Dhien Ratu Perang Dari Aceh  Cut Nyak Dhien Ratu Perang Dari AcehNama : Cut Nyak Dhien
Lahir : 1848, Lampadang, Kesultanan Aceh
Meninggal : 6 November 1908, Sumedang, Hindia Belanda
Dikenal alasannya : Pahlawan Nasional Indonesia
Agama : Islam
Pasangan : Ibrahim Lamnga, Teuku Umar
Anak : Cut Gambang
SK Presiden : Keppres No.106 Tahun 1964, Tgl. 2 Mei 1964

    Biografi Cut Nyak Dhien    

Cut Nyak Dhien yaitu salah satu jagoan nasional pra kemerdekaan yang paling dikenal oleh masyarakat indonesia, Cut Nyak Dhien dilahirkan di Aceh Besar di wilayah VI Mukimm, terlahir dari keluarga ningrat Cut Nyak Dhien bersama-sama merupakan keturunan minangkabau, leluhurnya yaitu pejabat kerajaan yang dikirim ke Aceh ketika kerajaan Aceh dipimpin oleh Sultan Jamalul Badrul Munir. Aceh ketika itu merupakan wilayah terpenting di bumi bab selatan, sebagai penghasil rempah-rempah paling utama di dunia, perairan wilayah nusantara sangat padat ketika itu, mempelajari biografi Cut Nyak Dhien akan membawa kita kepada kejayaan nusantara masa lampau.

Aceh yang merupakan wilayah kekaisaran Islam yang sudah bertahun-tahun menguasai wilayah perairan selat malaka, seringkali di usik oleh negara-negara lain menyerupai portugis dan belanda puncaknya pada Perang Aceh yang dikobarkan oleh belanda pada tahun 1873 yang di deklarasikan melalui kapal perang belanda citadel van antwerpen, sebelum membahas usaha cut nyak dhien pada biografi Cut Nyak Dhien kita akan membahas masa muda Cut Nyak Dhien.

Cut Nyak Dhien bukan satu-satunya jagoan wanita dari Aceh masih ada Cut Meutia dan beberapa jagoan wanita aceh lainnya, biografi Cut Nyak Dhien  dapat kita pelajari dari mulai masa kecil Cut Nyak Dhien, Cut Nyak Dhien yang terlahir dari keluarga dengan dampak agama islam besar lengan berkuasa dan taat mendapatkan pendidikan agama secara intensif, sehingga keilmuan Cut Nyak Dhien ihwal duduk perkara agama islam sangatlah lengkap, Cut Nyak Dhien mempunyai pemahaman agama Islam layaknya para ulama, Cut Nyak Dhien menikah di usianya yang masih sangat belia yaitu 14 tahun Cut Nyak Dhien dipinang oleh Ibrahim Lamnga yang juga merupakan keturunan ningrat Aceh, namun janji nikah itu tidak berlangsung lama, Ibrahim Lamnga gugur ketika bertempur melawan belanda di Gle Tarum.

Meninggalnya Ibrahim Lamnga membawa murung yang sangat dalam bagi Cut Nyak Dhien, kesetiaannya kepada suami, keyakinannya akan agama Islam dan darah juang nasionalismenya berkobar dan dengan lantang meneriakkan sumpah akan berjuang di garis depan melawan belanda yang disebut Cut Nyak Dhien sebagai kafir penjajah. Selang dua tahun Cut Nyak Dhien dipersunting oleh Teuku Umar yang juga merupakan jagoan nasional dari aceh, Cut Nyak Dhien yang awalnya menolak lamaran Teuku Umar kesannya menerimanya dengan syarat Cut Nyak Dhien diperbolehkan bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh Teuku Umar, biografi Cut Nyak Dhien semakin menarik dari sini. 

Teuku Umar memakai seni administrasi yang berbeda ketika perang melawan belanda, salah satunya yaitu berpura-pura mengalah kepada belanda untuk mengumpulkan warta dan mengumpulkan amunisi serta peralatan perang yang dimiliki oleh belanda. Teuku Umar gugur dan pasukannya kesannya dipimpin oleh Cut Nyak Dhien, bergerilya dari satu hutan ke hutan yang lain, sampai kesannya Cut Nyak Dhien tertangkap dan diasingkan di Sumedang sampai wafat, demikian biografi Cut Nyak Dhien.
Sebagai wanita Aceh, kita dihentikan menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid
"Lihatlah wahai orang-orang Aceh!! Tempat ibadat kita dirusak!! Mereka telah mencorengkan nama Allah! Sampai kapan kita begini? Sampai kapan kita akan menjadi budak Belanda?"

    Penghargaan Cut Nyak Dhien    

  • Gelar Pahlawan Nasional (1964)
  • Namanya diabadikan sebagai salah satu nama kapal perang Indonesia
Seperti itulah ulasan biografi Cut Nyak Dhien sang ratu perang dari Aceh yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi diatas sanggup membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Cut Nyak Dhien.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel