Abdul Haris Nasution “ Jagoan Nasional Dari Pulau Sumatera Utara”

    Profil Abdul Haris    

Nama : Abdul Haris Nasution
Tempat Lahir : Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Zodiac : Sagittarius
Tanggal Lahir : Selasa, 3 Desember 1918
Meninggal : Jakarta, 5 September 2000 (umur 81)
Makam : TMP Kalibata, Jakarta
Hobby : Membaca | Bermain tenis
Istri : Johanna Sunarti
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia

    Biografi Abdul Haris    

Salah satu jendral dari 3 besar jendral di Tentara Nasional Indonesia yang mempunyai gelar jendral pangkat bintang lima ini ialah jendral dengan nama Abdul Haris Nasution. Dalam biografi Abdul Haris Nasution menyebutkan bahwa dia ialah salah satu jendral yang mempunyai bintang lima dan mempunyai keseharian hidup yang sederhana. Meskipun mempunyai bintang lima, dia tetap rendah hati dan tidak sombong. Beliau juga tidak mewarkan harta pada keluarga atau sanak saudaranya. Kecuali hanya kekayaan berupa pengalaman dari usaha serta idealisme yang ia suguhkan ketika melawan para penjajah. Beliau bertempat tinggal di Jakarta tepatnya di jalan Teuku Umar. Rumah yang ditempatinya kini masih tetap di sana, tetap tampak kusam hingga hingga kini tidak pernah ada yang namanya renovasi.

Perjalanan hidup dari Abdul Haris Nasution tidaklah gampang, banyak kendala dan rintangan yang ia lalui. Ia lahir di kota nopan tempat Sumatera Utara pada tanggal 3 Desember 1918 dan wafat pada tanggal 6 September tahun 2000 sempurna di usia 82 tahun. Ia ialah seorang pendekar nasional Indonesia, yang merupakan tokoh yang menjadi sasaran dalam sebuah insiden Gerakan 30 September. Akan tetapi, yang menjadi korban dari gerakan tersebut ialah puteri dan ajudannya yang berjulukan Ade Irma Suryani Nasution dan Letnan Satu Pierre Tendean. Biografi Abdul Haris Nasution memang sering di dengar di pelajaran sejarah ketika menjajaki pendidikan di sekolah dasar maupun menengah. Akan tetapi tidak ada salahnya jikalau mengulas kembali jasa-jasa dia serta usaha dia ketika melawan penjajah.

Dalam biografi Abdul Haris Nasution, ia ialah salah satu saksi dari sejarah yang menghasilkan kesaksian sendiri atas kemerdekaan bangsa Indonesia. Begitu pula dengan masa kepemimpinan ketika orde usang (presiden Soekarno), masa reformasi, maupun masa orde gres (Era Soeharto). Setelah dia menuntaskan studinya di AMS-B (setingkat Sekolah Menengan Atas PASPAL) pada tahun 1938, dia bekerja sebagai guru di tempat Bengkulu dan Palembang. Setelah itu gres dia bergabung dengan akedemi militer dan sempat menghentikan studinya sebab adanya invasi jepang pada ketika tahun 1942. Tahun 1946-1948, Nasution diberi wewenang oleh Tentara Nasional Indonesia dan rakyat untuk memimpin perang Revolusi Kemerdekaan I, yang mana ketika itu Belanda ingin menjajah kembali Indonesia. Perang tersebut dinamai perang rakyat. Dan perang tersebut juga mengalami kemenangan berkat kepemimpinan Nasution. Beliau menyatakan bahwa rakyat ialah pendukung sepenuhnya atas perang ini, sehingga sanggup di menangkan oleh Tentara Nasional Indonesia dan rakyat.

Dalam biografi Abdul Haris Nasution juga diterangkan bahwa dia ialah pemimpin yang tekun beribadah. Walau sangat sibuk dia juga menikahi puteri kedua dari R.P Gondokusumo dari partai Indonesia raya yang berjulukan Johana Sunarti. Beliau di karuniai dua puteri yang salah satunya gugur di insiden G 30 S/PKI. Jika ditengok perjalanan dari Nasution, dia ialah sesosok pendekar yang benar-benar sabar dan berpengaruh serta tangguh. Selain kehilangan salah satu puterinya, dijadikan sasaran pembunuhan ketika insiden G 30 S/PKI terjadi, serta dikucilkan ketika masa orde gres bahkan di persalahkan juga pada masa reformasi sebab kesalahpahaman antar anggota.

Kesemuanya tersebut telah diungkapkan dalam sebuah buku ihwal perjalanan Abdul Haris Nasution. Buku-buku tersebut berjudul kenangan masa muda, memenuhi panggilan tugas, kenangan masa gerilnya, masa orde lama, masa pencaroba, masa kebangkitan orde baru, masa purnawirawan, pokok-pokok gerilnya, perang kemerdekaan dan TNI. Semoga wacana di atas memperlihatkan pengetahuan secara gamblang dan terang kepada para pembaca ihwal biografi Abdul Haris Nasution. 

    Pendidikan Abdul Haris    

  • HIS, Yogyakarta (1932)
  • HIK, Yogyakarta (1935)
  • AMS Bagian B, Jakarta (1938)
  • Akademi Militer, Bandung (1942)
  • Doktor HC dari Universitas Islam Sumatera Utara, Medan (Ilmu Ketatanegaraan, 1962)
  • Universitas Padjadjaran, Bandung (Ilmu Politik, 1962)
  • Universitas Andalas, Padang (Ilmu Negara 1962)
  • Universitas Mindanao, Filipina (1971)

    Karir Abdul Haris    

  • Guru di Bengkulu (1938)
  • Guru di Palembang (1939-1940)
  • Pegawai Kotapraja Bandung (1943)
  • Dan Divisi III TKR/TRI, Bandung (1945-1946)
  • Dan Divisi I Siliwangi, Bandung (1946-1948)
  • Wakil Panglima Besar/Kepala Staf Operasi MBAP, Yogyakarta (1948)
  • Panglima Komando Jawa (1948-1949)
  • KSAD (1949-1952 dan 1955-1962)
  • Ketua Gabungan Kepala Staf (1955-1959)
  • Menteri Keamanan Nasional/Menko Polkam (1959-1966)
  • Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi (1962-1963 dan 1965)
  • Ketua MPRS (1966-1972

    Penghargaan Abdul Haris    

  • 1997 dianugerahi pangkat Jendral Besar bintang lima
Seperti itulah ulasan Biografi Abdul Haris Nasution salah satu tokoh pendekar nasional serta Jendral Besar Indonesia dari pulau Sumatra Utara yang sempat BiografiPahlawan.com bagikan kepada pembaca. Semoga dengan hadirnya biografi diatas sanggup membantu pembaca dalam mengenal lebih dalam sosok Abdul Haris Nasution.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel