Radin Inten Ii, Putera Lampung Yang Gigih Menentang Penjajahan
Maret 11, 2019
Edit
Profil Radin Inten II
Alias : Radin Intan II
Tempat Lahir : Desa Kuripan (Lampung Selatan)
Tanggal Lahir : 1834
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Ayah : Raden Imba II (Kesuma Ratu)
Gelar : Pahlawan Nasional
Biografi Radin Inten II
Radin Intan II yaitu tokoh nasional penting yang merupakan keturunan pribadi dari Radin Intan Kesuma II. Ia dilahirkan di sebuah desa Bernama kuripan, kini sudah berubah nama menjadi Lampung, tepatnya semenjak tahun 1834. Ia yaitu orang penting ketika itu dan dikenal sebagai aristokrat yang punya korelasi dengan Kerajaan Banten. Seperti kebanyakan Pejuang Nasional lain, Radin Intan II juga sangat membenci perlakuan otoriter dari Belanda yang pernah menjajah Indonesia selama 3,5 era lamanya.
Ia dengan lantang menyuarakan ketidaksukaannya terhadap pemerintahan Belanda. Ia berusaha dengan kemampuannya agar kolonialisme bisa segera dilarang dari Tanah Air tercinta. Ia bahkan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dari daerahnya. Ia didaulat menjadi Ratu Lampung, seorang pemimpin yang dipercaya oleh rakyat untuk mengemban misi melawan kolonialisme. Ia mendapatkan kepercayaan tersebut di usianya yang masih belia. Saat itu ia masih berusia 16 tahun. Pelantikannya dilakukan di tahun 1850.
Dan tidak usang berselang, ia sudah mulai mendapatkan pergolakan dari Belanda yang tidak suka. Ia memimpin ratusan pasukan berperang melawan Belanda di Merambung. Itu merupakan tempat dimana ia menjalankan roda pemerintahan. Tidak gampang bagi Belanda untuk menghancurkan ia dan pasukan. Sempat beberapa kali melaksanakan serangan, namun semuanya berhasil dikalahkan. Namun Belanda tidak tinggal diam. Mereka terus berusaha melaksanakan perlawanan.
Puncaknya pada tahun 1856, Belanda melaksanakan agresi sporadis dengan penyerangan dalam jumlah besar, bahkan mengutus sampai 9 kapal untuk berperang. Serangan tersebut berada di bawah komando Kolonel Welson. Melihat serangan yang begitu gencar, Radin Intan II berusaha untuk melawan dengan taktik gerilya. Ternyata taktik tersebut cukup ampuh untuk memukul mundur musuh. Belanda yang merasa kalah tidak begitu saja menyerah.
Mereka dengan liciknya menyuap salah seorang pasukan kerajaan agar sang raja bisa dikalahkan. Siasat jahat tersebut pada karenanya berhasil. Pertempuran mahir kembali terjadi, namun kali ini kemenangan berada di tangan Belanda. Mereka berhasil memukul mundur pasukan kerajaan dan menciptakan sang pemimpin gugur di medan perang. Itu alasannya yaitu mereka kalah jumlah, selain itu peralatan tempur juga tidak memadai. Radin Intan II meninggal pada 5 oktober 1856 di usianya yang gres menginjak 22 tahun.
Penghargaan Radin Inten II
- Namanya diabadikan sebagai nama sebuah Bandara dan nama perguruan tinggi tinggi IAIN di Lampung
- Pahlawan Nasional menurut SK Presiden RI No.048/TK/1998