Penyebab Terjadinya Angin



Pengertian angin
Angin tentu saja bukanlah sesuatu hal yang abnormal bagi kita. Setiap hari kita bertemu dengan angin dan mencicipi kedatangan angin. Pengertian angin sendiri merupakan suatu udara yang bergerak dari tempat yang mempunyai tekanan tinggi ke tempat yang mempunyai tekanan rendah, atau dari tempat yang bersuhu rendah ke tempat yang bersuhu tinggi. Angin tidak sanggup kita lihat, namun sanggup dengan gampang kita rasakan.
Angin diberi nama sesuai dengan asal arah angin tersebut berhembus. Kaprikornus angin yang bertiup dari tenggara ke barat bahari yakni angin tenggara. Sebuah objek disebut melawan angin saat berada di antara objek dan sumber angin. Arah angin menjadi faktor penting bagi para pengamat cuaca, pelaut, penerbang, pasukan artileri, dan pemburu. Salah satunya ditunjukkan oleh alat yang disebut dengan baling-baling cuaca.

Kecepatan angin sanggup sangat bervariasi. Di area permukaan bumi, kecepatan angin diukur dengan alat yang disebut anemometer. Di belahan atas atmosfer, kecepatan angin ditentukan dengan melacak objek balon, biasanya dengan radar. Kecepatan angin diukur dalam knot (mil bahari per jam), statute (mil darat per jam), atau dalam meter atau kaki per detik.

Skala Beaufort, menurut sistem yang dirancang oleh Laksamana Sir Francis Beaufort pada tahun 1806, menampilkan kecepatan angin dengan notasi angka dari 0 hingga 12, semakin tinggi angka berarti semakin besar kecepatan angin. Skala Beaufort secara luas dipakai hingga tahun 1949, hingga kini Organisasi Meteorologi Dunia mengadopsi satuan knot sebagai unit internasional untuk mengukur kecepatan angin. Knot diadopsi untuk dipakai pada semua grafik cuaca resmi di negara barat, terutama di Amerika pada tahun 1955.
Angin disebabkan oleh perbedaan tekanan atmosfer yang terjadi di permukaan bumi, karena pemanasan yang tidak merata di permukaan bumi dengan matahari. Udara bergerak dari tempat tekanan tinggi ke tempat dengan tekanan rendah dan gerakan inilah yang disebut dengan angin. Setiap perbedaan tekanan akan mengakibatkan angin, tapi semakin besar perbedaan tekanan akan mengakibatkan angin yang kuat.
Arah angin juga dipengaruhi oleh rotasi bumi. Jika bumi tidak bereotasi, maka angin akan bergerak di jalur yang lurus dari tempat tekanan tinggi ke tekanan rendah. Arah ini dibelokkan dari jalurnya ke arah lain  tepat di belahan bumi utara dan selatan lantaran bumi berputar pada porosnya.

Angin lokal yang mempengaruhi tempat yang relatif kecil sering disebabkan oleh panas yang ditransfer oleh proses konveksi. Radiasi pribadi dari matahari hanya sedikit memanaskan udara. Hal ini juga dihangatkan sebagian besar oleh panas yang terpancar dari bumi. Pemanasan lokal yang intensif dari tanah mengakibatkan udara di atas menjadi sangat panas secara pribadi dan semakin luas. Akibatnya, beberapa udara tinggi mengalir jauh, menurunkan tekanan di area yang dipanaskan dan meningkatkan tekanan di sekitarnya. Udara yang lebih hambar dan berat di bersahabat bumi kemudian mengalir ke tempat yang lebih panas.


Di tempat pegunungan, angin cenderung bertiup ke atas pada siang hari lantaran puncak gunung lebih panas dari lembah di bawahnya. Pada malam hari, saat gunung dingin, angin bertiup menurun. Di isu terkini panas, angin cenderung bertiup dari lautan atau danau besar ke tanah hangat di siang hari, sebaliknya angin bertiup dari tanah ke perairan pada malam hari saat tanah mendingin.
Angin tentu saja bukanlah sesuatu hal yang abnormal bagi kita Penyebab Terjadinya AnginSeperti halnya proses terjadinya hujan, angin ini juga tidak tiba dengan sendirinya tanpa melalui suatu alasannya tertentu. Adanya angin ini lantaran melalui suatu proses atau suatu siklus. Pada dasarnya, terjadinya angin yakni lantaran adanya perbedaan tekanan udara dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Perbedaan suhu udara dan tekanan udara ini juga berkaitan dengan panas matahari yang diterima oleh tempat tersebut.  Secara lebih terstruktur, proses terjadinya angin ini melibatkan 3 langkah khusus, yaitu:
  1. Terjadinya perbedaan penyinaran oleh panas matahari
Matahari yang memancarkan sinarnya tidak sanggup menyinari dengan intensitas penyinaran yang sama antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Pastilah ada perbedaan di beberapa wilayah atau tempat tentang penerimaan sinar matahari ini. Nah, perbedaan radiasi atau cahaya matahari ini lah yang menjadi dasar terbentuknya angin.
  1. Terjadi pengembangan udara atau pemuaian udara
Dalam proses terjadinya angin, sesudah terjadi perbedaan suhu dan tekanan selanjutya terjadi pengembangan udara auat pemuaian udara (baca: cara melestarikan udara). Hal ini terjadi lantaran adanya perbedaan tekanan atau suhu yang ada di suatu wilayah tersebut. 
Pada tempat yang mendapat sinar matahari yang lebih banyak, udara akan mengalami pengembangan atau pemuaian, sehingga mempunyai tekanan udara yang lebih rendah dibandingakan dengan tempat yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. Karena terjadinya pemuaian udara atau pengembangan udara ini, maka terjadi perbedaan tekanan udara diantara kedua tempat atersebut.
  1. Terjadinya gerakan udara
 Adanya perbedaan tekanan udara yang diakibatkan oleh pemuaian udara ini akan memicu terjadinya pergerakan pada udara. Udara yang berada di tempat dengan tekanan lebih tinggi akan bergerak menuju tempat yang mempunyai tekanan udara lebih rendah. Sehingga sanggup dikatakan bahwa tempat yang mendapat sinar matahari rendah akan lebih mempunyai banyak angin menuju tempat yang lebih panas. Dan inilah final dari proses terjadinya angin, dan terbentuklah angin.


Itulah  proses terjadinya angin dari asal sinar matahari hingga terbentuklah angin. Proses tersebut terjadi secara berurutan tanpa ada satu yang terlewati. Agar lebih terang memahami proses terjadinya angin, sanggup dilihat pada gambar disamping.

Jenis- jenis Angin

Sebagai salah satu sumber daya alam, angin mempunyai beberapa jenis. Jenis- jenis dari angin ini dilihat dari beberapa klasifikasi. Berikut ini kan dijelaskan mengenai macam- macam angin yang sanggup kita jumpai.
1. Angin darat dan angin laut
Jenis angin pertama dan yang gampang kita jumpai yakni angin darat dan angin laut. Angin darat dan angin bahari merupakan jenis angin yang sanggup kita rasakan di tempat pesisir pantai.
  • Angin darat adalah angin yang bertiup dari darat menuju ke laut. Angin darat ini terjadi saat malam hari, yakni sekitar pukul 20.00 hingga pukul 06.00 pagi. Karena bertiup dari darat ke laut, maka angin darat ini seringkali dimanfaatkan oleh nelayan untuk pergi melaut dengan memakai bahtera tradisional yang mengandalkan kekuatan angin. Maka dari itu seringkali kita menemui bahwa neayan pergi melaut pada malam hari dan bukan di siang hari. salah satu alasannya yakni lantaran angin darat ini.
  • Angin laut merupakan kebalikan dari angin darat, yakni angin yang bertiup dari bahari ke darat. Merupakan kebalikan dari angin darat, maka angin bahari ini berhembusnya pada waktu pagi atau siang hari, yakni sekitar pukul 09.00 hingga pukul 16.00. Angin ini seringkali dimanfaatkan oleh para nelayan untuk pulang dari melaut. Maka dari itu seringkali kita menamui pare nelayan yang pulang dari melau di pagi hari, disamping untuk menjaga kesejukan ikan dan tangkapan lainnya, juga lantaran memanfaatkan angin laut.
2. Angin lembah dan angin gunung
Jenis angin yang selanjutnya yakni angin lembah dan angin gunung. Dinamakan angin lembah dan angin gunung ini dilihat dari tempat beliau bertiup.
  • Angin lembah yakni angin yang bertiup dari lembah menuju arah puncak gunung. Sehingga sanggup dikatakan bahwa angin lembah ini bertiup dari atas ke bawah. Umumnya, angin lembah ini bertiup pada waktu siang hari.
  • Angin gunung yakni angin yang merupakan kebalikan dari angin lembah. Angin gunung merupakan jenis angin yang bertiup dari arah puncak gunung menuju arah lembah. Angin gunung ini umumnya terjadi saat malam hari.
3. Angin muson
Jenis angin selanjutnya yakni angin muson. Angin muson ini merupakan angin yang bertiup di antara benua Asia dan Auatralia. Karena Indonesia terletak diantara kedua benua tersebut, maka Indonesia mencicipi angin ini. Angin muson juga disebut dengan angin musim. Angin muson ini merupakan angin yang bertiup minimal 3 bulan sekali, dan terjadi di antara periode yang berbeda. Pola hembusan angin ini akan berganti arah secara berlawanan, di setidaknya setengah tahun sekali. Angin muson ini dibagi menjadi dua bagian. Angin muson ini dibagi menjadi angin muson barat dan angin muson timur.
  • Angin muson barat yakni jenis angin yang bertiup dari arah benua Asia menuju benua Australia. Angin muson barat ini memliki kandungan curah hujan yang tinggi lantaran angin ini bersifat basah. Angin ini bersifat berair lantaran melalui tempat dengan cakupan yang luas dan mengandung banyak air menyerupai samudera. Ketika angin ini bertiup maka Indonesia mengalami isu terkini penghujan.
  • Angin muson timur yakni angin yang bertiup dari benua Australia menuju ke Benua Asia. Angin ini merupakan kebalikan dari angin muson barat. Jika angin muson barat mempunyai sifat basah, maka angin muson timur mempunyai sifat kering. Maka dari itu saat bertiup angin ini Indonesia mempunyai isu terkini kemarau. Alasan mengapa angin ini bersifat kering lantaran melewati ruang yang sempit dan melewati gurun- gurun.
4. Angin Fohn
Jenis angin yang selanjutnya yakni angin fohn. Angin fohn ini juga disebut dengan angin jatuh. Angin jatuh atau fohn ini merupakan angin ynag terjadi dan bergantung pada hujan orografis. Angin fohn ini sanggup bertiup di suatu wilayah yang mempunyai temperatur berbeda- beda. Angin ini mempunyai sifat yang tergolong panas, dan angin juga merupakan salah satu angin yang sering memakan korban saat terkena tiupan angin ini. Tiupan angin ini seketika akan akan menciptakan korban layu dan mati lantaran daya tahan badan yang tidak berpengaruh untuk menahannya.
Itulah beberapa jenis angin yang sering kita temui. Beberapa angin tersebut terjadi di Indonesia, namun beberapa angin juga tidak terjadi di Indonesia. Adanya angin ini sanggup diukur dengan memakai alat tertentu.
Alat Pengukur Angin
Angin ini merupakan sumber daya yang tidak sanggup dilihat namun sanggup dirasakan. Salah satu mengetahui keberadaan angin yakni dengan memakai alat pengukur angin. Alat untuk mengukur angin ini ada beberapa macam, diantaranya yakni anemometer untuk mengukur kecepatan angin, wind vane untuk mengetahui arah angin, dan windsock yang dipakai untuk memperkirakan besar kecepatan angin.





---0O0---

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel