Agama Leluhur Nabi Muhammad Saw
Oktober 24, 2019
Edit
Agama Sebelum Rasulullah Diutus
Ayah nabi Muhammad SAW yaitu Abdullah, artinya Hamba Allah. Siapakah Allah yang dimaksud ? Bukankan sebelum Nabi diutus, bangsa Arab belum mengenal Islam ? Nabi Muhammad SAW juga berdo'a di Gua Hira'. Berdo'a kepada siapakah ia ? Apa agama nabi Muhammad SAW sebelum ia diangkat menjadi Rasul ?
Terlebih dahulu haruslah memahami arti Islam, Islam adalah kata dari bahasa arab yang bermakna berserah diri, tunduk patuh. Untuk merujuk ke orangnya digunakan kata muslim yang berarti orang yang tunduk patuh, yang berserah diri. Berserah diri, tunduk dan patuh ditujukan hanya kepada Allah semata, ibarat yang telah dilakukan oleh nabi-nabi sebelumnya, sesuai firman-firmanNya:
"Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia yaitu seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik." [QS.3:67]
Ayat ini melekatkan kata muslim (berserah diri) kepada Nabi Ibrahim (Abraham). Jadi, Ibrahim yaitu orang Islam (Muslim).
"Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, bahwasanya saya telah berbuat zalim terhadap diriku dan saya berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam." [QS.27:44]
Nabi Sulaiman (Solomon) dan Ratu Saba, Balqis, berserah diri pada Allah. Nabi Sulaiman dan pengikutnya yaitu orang-orang Islam (Muslim).
"Dan Ya'qub berkata: "Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah saya bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri."[QS.12:67]
Nabi Ya'qub (Jacob) termasuk orang yang berserah diri, Nabi Ya'qub yaitu orang Islam (Muslim).
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, kemudian mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, lantaran hendak menganiaya dan menindas (mereka); sampai bila Fir'aun itu telah hampir karam berkatalah dia (Musa dan Harun): "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." [QS.10:90]
Nabi Musa (Moses) dan Nabi Harun (Aron) termasuk orang yang berserah diri. Dengan demikian Nabi Musa dan Nabi Harun adalah orang Islam (Muslim).
"Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa bahwasanya kami yaitu orang-orang yang berserah diri." [QS.3:52]
Nabi Isa (Yesus) dan pengikutnya termasuk orang yang berserah diri, Maka nabi Isa dan pengikutnya juga orang Islam (Muslim).
Sesuai dengan firman Allah:
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di darul abadi termasuk orang-orang yang rugi." [QS.3:85].
Dan begitupun bagi masyarakat Arab, orang-orang Arab bahwasanya telah mengenal Allah SWT jauh sebelum kelahiran nabi Muhammad SAW. Sebab Al-Quran sendiri yang menegaskan bahwa musyrikin Arab itu kenal betul bahwa ilahi mereka yaitu Allah SWT. Dalam salah satu ayat Al-Quran digambarkan bagaimana pengukuhan orang Arab jahiyah terhadap keberadaan Allah SWT.
Coba kita fahami arti dari firman-firman Allah dibawah ini:
Dan bahwasanya kalau kau tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang mengakibatkan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS Al-Ankabut: 61)
Dan bahwasanya kalau kau menanyakan kepada mereka, "Siapakah yang menurunkan air dari langit kemudian menghidupkan dengan air itu bumi setelah matinya?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya). (QS Al-Ankabut: 23)
Dan bahwasanya kalau kau tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang membuat langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS Luqman: 25)
Dan sungguh kalau kau bertanya kepada mereka, "Siapakah yang membuat langit dan bumi?", pasti mereka menjawab, "Allah." Katakanlah, "Maka terangkanlah kepadaku perihal apa yang kau seru selain Allah, kalau Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu sanggup menghilangkan kemudaratan itu, atau kalau Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka sanggup menahan rahmat-Nya? Katakanlah, "Cukuplah Allah bagiku." Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri. (QS Az-Zumar: 38)
Dan sungguh kalau kau bertanya kepada mereka, "Siapakah yang membuat mereka," pasti mereka menjawab, "Allah", maka bagaimanakah mereka sanggup dipalingkan (dari menyembah Allah)? (QS Az-Zukhruf: 87)
Jika kita menyimak dari lima ayat Al-Qur'an di atas maksudnya yaitu menceritakan keyakinan orang Arab musyrikin jahilyah, kita tahu bahwa mereka ternyata punya keyakinan perihal keberadaan Allah SWT. Bahkan bukan sekedar yakin atas keberadaan-Nya, mereka pun mengakui bahwa yang membuat langit dan bumi, memperlihatkan rizki, menurunkan hujan, menundukkan matahari dan bulan yaitu Allah SWT.
Lalu apa kiprah nabi Muhammad SAW kalau demikian?
Tugas ia bukan mengenalkan keberadaan Allah SWT, lantaran mereka sudah kenal Allah. Tugas ia juga bukan untuk mengambarkan bahwa Allah SWT yaitu ilahi yang membuat langit dan bumi, lantaran mereka sudah tahu. Tugas ia yaitu memastikan bahwa dikala mereka beribadah, hanya menyembah Allah SWT saja yang Esa tidak kepada yang lain selain Allah. Sehingga motto dakwah ia adalah: LAA ILAAHA ILLALLAH, yaitu tidak ada ilahi yang patut disembah dengan haq kecuali hanya Allah saja.
Walhasil, agama yang dibawa nabi Muhammad SAW memang mewajibkan penghancuran semua berhala, juga menafikan semua undang-undang, sistem, agama, ideologi dan peraturan yang bersumber dari selain Allah SWT. Seorang tidak dikatakan muslim sebelum dia mengakui tidak ada ilahi selain Allah, dan tidak ada aturan selain aturan yang Allah turunkan.
Adapun kenalnya orang Arab jahiliyah terhadap nama Allah SWT, lantaran dahulu ada nabi Ibrahim dan puteranya Ismail alaihimassalam di negeri itu. Bahkan mereka masih setia tiba berhaji setiap tahun keliling baitullah. Mereka memang menyebut Ka'bah dengan istilah baitullah (rumah Allah). Bedanya, cara manasik haji mereka sudah jauh menyimpang. Misalnya, mereka thawaf keliling ka'bah dengan bersiul dan bertepuk sambil telanjang tanpa busana, ibarat yang dijelaskan Allah dengan firman-Nya:
"Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". (QS. Al-Anfal: 35)
Dalam Gua Hira.
Di dalam gua Hira, Rasulullah SAW memang bukan berdoa dalam arti ibarat kita kini ini. Sebab ia memang belum mendapat klarifikasi eksklusif dari Allah SWT perihal sosok-Nya. Juga belum ada tata aturan dalam cara beribadah dan berdoa kepada-Nya.
Sehingga yang ia lakukan bukan berdoa, melainkan menyepi untuk melaksanakan tahannus. Beliau tentu tidak berkomat-kamit mengangkat tangan ke langit. Namun yang berliau lakukan yaitu merenung, berpikir, melaksanakan evaluasi, serta berdialog dengan diri sendiri. Hingga kemudian Allah SWT berkenan berbicara kepada-Nya lewat perantaraan malaikat Jibril 'alaihissalam.
Namun perlu diketahui bahwa ia sebagai orang Arab pun sudah tahu bahwa Allah SWT yaitu tuhannya. Bahwa Allah SWT yaitu ilahi yang membuat langit dan bumi, yang menurunkan hujan serta memberi rizki.
Kekurangan aqidah bangsa Arab jahiliyah ini bukan pada rububiyah-nya, melainkan pada uluhiyah-nya. Di mana mereka belum punya isu apa pun perihal bagaimana memaknai tauhid kepada Allah dan bagaimana cara beribadah kepada-Nya. Mereka gres sekedar tahu bahwa ilahi itu ada, namanya Allah dan Allah itu membuat mereka sampai memberi rizqi. Kualitas mereka sedikit di bawah para hebat kitab (Yahudi dan Nasrani) yang sudah kenal Allah dan juga mengenal adanya kitab-kitab suci yang turun dari langit yang berisi tata cara ibadah dan juga syariah. Mereka juga mengenal sistem kenabian yang berujud insan yang mendapat wahyu dari langit sebagai aturan yang harus diterapkan.
Namun kesalahan fatal para hebat kitab itu dikala mereka tidak mau mengakui bahwa Allah SWT mengakibatkan Muhammad SAW sebagai Nabi dan ingkar kepada Al-Quran sebagai kitab suci yang terakhir. Kesalahan ini kemudian diperparah dengan perilaku ambivalen mereka terhadap agama Islam. Bahkan pada balasannya mereka malah memerangi dan hendak membunuh Rasulullah SAW.
---0O0---