Di Balik Kokohnya Gunung
Ketika berbicara ihwal gunung, banyak hal akan terlintas dalam benak kita, di antaranya gunung api yang meletus dengan dahsyatnya. Kekuatan letusan gunung berapi bisa menimbulkan gempa hebat, gelombang tsunami, maupun muntahan lahar yang meluluhlantakkan apa pun yang diterpanya...
Namun, apakah ini berarti bahwa ketiadaan gunung akan menghilangkan musibah yang kerap kali menelan korban jiwa ini, dan menjadikannya lebih kondusif untuk dihuni? Fakta mengatakan sebaliknya. Bumi yang rata akhir ketiadaan gunung ternyata justru akan menghancurkan segala yang ada.
Kerak bumi ialah lapisan permukaan daerah kita sehari-hari berjalan dan membangun rumah dengan aman. Tetapi, kerak bumi ternyata tidak membisu alias bergerak di atas suatu lapisan lain yang dinamakan mantle (jaket), yang lebih padat dari kerak bumi. Jika tidak ada perangkat yang mengendalikan pergerakan kerak bumi ini, maka goncangan dan gempa terus-menerus akan terjadi di bumi, yang tentu menjadikannya daerah yang benar-benar tak sanggup dihuni. Namun, keberadaan gunung-gunung dan struktur perpanjangannya yang menghujam jauh ke dalam bumi berperan besar mengurangi pergerakan lapisan di bawah permukaan tanah, sehingga mencegah atau memperkecil goncangan yang diakibatkannya.
Proses pembentukan gunung akhir tumbukan lempengan-lempengan kerak bumi. |
Gunung-gunung di bumi terbentuk akhir pergerakan dan tubrukan antar-lempengan raksasa yang membentuk lapisan kerak bumi (lihat gambar). Ketika dua lempengan saling bertubrukan, salah satunya biasanya akan menerobos di bawah lempengan yang kedua. Lempengan kedua yang berada kepingan atas terdorong ke atas sehingga membentuk punggung gunung. Pada ketika bersamaan, lempengan yang berada di bawah terus menembus, menghujam ke bawah, dan membentuk perpanjangan yang jauh ke dalam bumi. Ini berarti gunung mempunyai semacam akar berupa perpanjangan yang menancap dan menghujam ke dalam bumi. Bagian ini sama besarnya dengan punggung gunung yang tampak menjulang tinggi di atas permukaan bumi. Dengan kata lain, gunung tertancap dan mengakar kokoh pada kepingan kerak bumi yang disebut mantle (jaket).
Gunung yang tampak kokoh perkasa juga mempunyai tugas lain dalam menjaga keseimbangan di bumi, terutama dalam penyebaran panas. Perbedaan suhu antara khatulistiwa dan wilayah kutub bumi ialah sekitar 100oC. Jika perbedaan suhu tersebut terjadi di permukaan bumi yang rata, maka ini akan memunculkan aliran udara berupa angin puting-beliung angin sangat kencang berkecepatan sampai 1000 km (621 mil) per jam yang akan menghancurkan bumi. Namun, permukaan bumi yang tidak rata bisa menahan aliran angin kencang yang dimunculkan oleh perbedaan suhu ini. Jajaran pegunungan bermula dengan gunung Himalaya di Cina, yang berlanjut dengan gunung Taurus di selatan Turki, dan lalu naik ke atas sampai jajaran pegunungan Alpina di Eropa. Jajaran pegunungan Atlantik dan Samudera Pasifik juga mempunyai fungsi yang sama.
Setelah mengetahui sejumlah hal yang mengagumkan ini, insan sepatutnya sadar dan mengakui bahwa hal terpenting dalam hidupnya ialah kewajiban untuk mengabdi kepada Allah, dan berzakat untuk tujuan yang satu ini. Sebab, insan senantiasa bergantung pada nikmat Allah yang tak terhingga, sedangkan Allah, Dia Mahakaya dan tidak memerlukan sesuatu pun. Inilah kebenaran terpenting yang hendaknya didapatkan dan dipahami oleh insan di balik dahsyatnya kekuatan alam, sebagaimana yang ada pada gunung.
--o)(o--