Mendung Menandakan Hujan

Ketika Mendung Menghadang

Saat demam isu hujan tiba, mama dan papa niscaya khawatir bila kita pergi ke luar rumah tanpa membawa payung. Karenanya, kita terbiasa menengadahkan kepala ke atas, memandang langit untuk menebak apakah sebentar lagi akan turun hujan atau tidak dengan melihat warna awan. 

Jika awan berwarna abu-abu atau kehitaman, tandanya tak usang lagi akan turun hujan. Semakin pekat dan gelap warna awan, hujannya bakal semakin deras.

Teman-teman, pernahkah kau bertanya mengapa awan berwarna abu-abu atau kehitaman bila akan turun hujan? Bukankah awan (yang mengandung air) seharusnya berwarna bening?

Menurut Richard Brill, ajun profesor di Honolulu Comminity College, Hawaii, untuk mengetahui jawabannya, ada beberapa hal yang perlu dipahami. Awan mendung bekerjsama tersusun atas butiran-butiran kecil air dan kristal es bila suhu udara cukup dingin. 

Nah, pada awan yang tipis, kebanyakan sinar matahari yang menerpanya akan diteruskan, sehingga akan tampak berwarna keputihan bila dilihat dari permukaan bumi. Namun pada awan yang pekat dan tebal, akan sedikit sinar matahari yang bisa menembusnya. 

Semakin tebal awan tersebut, sinar yang diteruskan semakin sedikit. Akibatnya, awan yang tebal akan tampak berwarna gelap di permukaan bawahnya, namun masih menghamburkan semua cahaya. Kita melihatnya berwarna abu-abu.

Awan mendung, berdasarkan Douglas Wesley, pakar meteorologi dari the Cooperative Program for Operational Metereology, Education and Training (COMET) memang mengandung berton-ton air. Air ini siap tertumpah ke bumi. 

Lalu mengapa awan yang mengandung berton-ton air itu tidak jatuh ya?

Inilah uniknya, teman-teman. Ternyata, meskipun jumlahnya banyak, ukuran butiran air dan es yang membentuk awan hitam sangatlah kecil. Karenanya, butiran-butiran yang sangat ringan ini tidak jatuh, melainkan melayang-layang di udara. Secara sederhana, kau bisa membayangkan butiran debu. Ketika sinar matahari memasuki rumah melalui lubang atap yang bocor, kau bisa melihat dengan terang butiran debu yang melayang-layang di udara, menyerupai itulah butiran air dan es di awan.

Teman-teman, begitulah sedikit kisah perihal awan mendung. Selama ini mungkin kita terbiasa melihatnya sebagai hal yang sederhana saja dan tak pernah berpikir jauh perihal warna awan. Padahal Pencipta alam semesta beserta segala isinya ialah Allah, Pencipta Mahasempurna. Segala sesuatu yang diciptakan Allah pastilah senantiasa menarik untuk kita cermati lebih lanjut sehingga akan menciptakan kita kagum akan kebesaran-Nya. 

Tidak heran bila Allah menyuruh kita untuk memikirkan dan meneliti ciptaan Allah yang satu ini dalam ayat berikut:



Tidakkah kau melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya… (QS. An Nuur, 24:43)

Insight Magazine 7


--o0o--

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel