Istana Bunga
Agustus 22, 2019
Edit
Dahulu kala, hiduplah raja dan ratu yang kejam. Keduanya suka berfoya-foya dan menindas rakyat miskin. Raja dan Ratu ini memiliki putra dan putri yang baik hati. Sifat mereka sangat berbeda dengan kedua orangtua mereka itu. Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna selalu menolong rakyat yang kesusahan. Keduanya suka menolong rakyatnya yang memerlukan bantuan.
Suatu hari, Pangeran Aji Lesmana murka pada ayah bundanya, "Ayah dan Ibu jahat. Mengapa menyusahkan orang miskin?!" Raja dan Ratu sangat murka mendengar perkataan putra mereka itu. "Jangan mengatur orangtua! Karena kamu telah berbuat salah, saya akan menghukummu. Pergilah dari istana ini!" usir Raja. Pangeran Aji Lesmana tidak terkejut. Justru Puteri Rauna yang tersentak, kemudian menangis memohon kepada ayah bundamya, "Jangan, usir Kakak! Jika Kakak harus pergi, saya pun pergi!"
Raja dan Ratu sedang naik pitam. Mereka membiarkan Puteri Rauna pergi mengikuti kakaknya. Mereka mengembara. Menyamar menjadi orang biasa. Mengubah nama menjadi Kusmantoro dan Kusmantari. Mereka pun mencari guru untuk menerima ilmu. Mereka ingin memakai ilmu itu untuk menyadarkan kedua orangtua mereka. Keduanya hingga di sebuah gubug. Rumah itu dihuni oleh seorang kakek yang sudah sangat tua. Kakek sakti itu dulu pernah menjadi guru kakek mereka. Mereka mencoba mengetuk pintu. "Silakan masuk, Anak Muda," sambut kakek renta yang sudah tahu kalau mereka yaitu cucu-cucu bekas muridnya. Namun kakek itu sengaja akal-akalan tak tahu. Kusmantoro mengutarakan maksudnya, "Kami, abang beradik yatim piatu. Kami ingin belajar pada Panembahan."
Kakek sakti berjulukan Panembahan Manraba itu tersenyum mendengar kebohongan Kusmantoro. Namun sebab kebijakannya, Panembahan Manraba mendapatkan keduanya menjadi muridnya. Panembahan Manraba menurunkan ilmu-ilmu kerohanian dan kanuragan pada Kusmantoro dan Kusmantari. Keduanya ternyata cukup berbakat. Dengan cepat mereka menguasai ilmu-ilmu yang diajarkan. Berbulan-bulan mereka digembleng guru bijaksana dan sakti itu.
Suatu malam Panembahan memanggil mereka berdua. "Anakku, Kusmantoro dan Kusmantari. Untuk sementara sudah cukup kalian belajar di sini. Ilmu-ilmu lainnya akan kuberikan sehabis kalian melakukan satu amalan." "Amalan apa itu, Panembahan?" tanya Kusmantari. "Besok pagi-pagi sekali, petiklah dua kuntum melati di samping kanan gubug ini. Lalu berangkatlah menuju istana di sebelah Barat desa ini. Berikan dua kuntum bunga melati itu kepada Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Mereka ingin menyadarkan Raja dan Ratu, kedua orang renta mereka."
Kusmantoro dan Kusmantari terkejut. Namun keterkejutan mereka disimpan rapat-rapat. Mereka tak ingin penyamaran mereka terbuka.
"Dua kuntum melati itu berguna menyadarkan Raja dan Ratu dari perbuatan jelek mereka. Namun syaratnya, dua kuntum melati itu hanya berguna jikalau disertai kejujuran hati," pesan Panembahan Manraba.
Ketika menjelang tidur malam, Kusmantoro dan Kusmantari resah. Keduanya memikirkan pesan Panembahan. Apakah mereka harus berterus jelas kalau mereka yaitu Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna? Jika tidak berterus terang, berarti mereka berbohong, tidak jujur. Padahal kuntum melati hanya berguna bila disertai dengan kejujuran.
Akhirnya, pagi-pagi sekali mereka menghadap Panembahan. "Kami berdua mohon maaf, Panembahan. Kami bersalah sebab tidak jujur kepada Panembahan selama ini." Saya mengerti, Anak-anakku. Saya sudah tahu kalian berdua yaitu Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna. Pulanglah. Ayah Bundamu menunggu di istana."
Setelah mohon pamit dan doa restu, Pangeran Aji Lesmana dan Puteri Rauna berangkat menuju ke istana. Setibanya di istana, ternyata Ayah Bunda mereka sedang sakit. Mereka segera memeluk kedua orang renta mereka yang berbaring lemah itu. Puteri Rauna kemudian meracik dua kuntum melati pemberian Panembahan. Kemudian diberikan pada ayah ibu mereka. Ajaib! Seketika sembuhlah Raja dan Ratu. Sifat mereka pun berubah. Pangeran dan Puteri Rauna sangat bahagia. Mereka meminta bibit melati asing itu pada Panembahan. Dan menanamnya di taman mereka. Sehingga istana mereka dikenal dengan nama Istana Bunga. Istana yang dipenuhi kelembutan hati dan kebahagiaan.
--o0o--