Teknologi Kapal Selam Menggandakan Lumba-Lumba

KAPAL SELAM BERKULIT LUMBA-LUMBA

Lumba-lumba: mamalia bahari yang lucu, cerdas, ramah dan suka menolong.

Siapa yang tidak terpesona melihat mamalia lucu ini? tidak hanya gaya berenangnya yang begitu indah, namun juga kemampuannya melesat dengan cepat di samudera luas. Makhluk Allah yang dikenal ramah dan suka menolong ini ternyata juga menjadi pandangan gres bagi para insinyur kapal selam. Laju kapal selam buatan mereka 2,5 kali lebih cepat sehabis menggandakan si lumba-lumba!

Tak hanya di darat dan udara, insan juga ingin sanggup mengarungi samudra. Manusia berupaya membuat kapal bahari yang tahan terhadap segala keadaan. Namun ada satu rintangan utama yang harus sanggup diatasi sebuah kapal laut, yaitu kuatnya gaya kendala air. Semakin cepat kapal bergerak, semakin berpengaruh gaya kendala air yang menahan laju geraknya. 

Para insinyur hidrodinamika berusaha merancang bentuk kapal yang sanggup memperkecil gaya kendala air ini. Selain itu, untuk membantu kapal mengurangi gaya hambat air, mereka juga membutuhkan tenaga motor berkekuatan besar.

Lain halnya dengan lumba-lumba, binatang ini hanya memerlukan sedikit tenaga untuk berenang dengan kecepatan yang tinggi. Mengapa hal ini bisa terjadi? rahasianya terletak pada moncong dan kulit mamalia lucu ini.

Moncong lumba-lumba berbentuk paruh. Bentuk ini sangat hidrodinamis sehingga memudahkannya membelah air ketika berenang dan menyelam, serta melesat dengan cepat di samudera luas. Kapal-kapal modern menggandakan moncong ini untuk desain haluan kapal mereka.


Kiri: Moncong lumba-lumba digunakan sebagai pola pada perancangan kapal-kapal modern. Rancangan ibarat moncong lumba-lumba digunakan pada kapal-kapal besar yang dibentuk sekarang. Busur jenis ini membelah permukaan air secara lebih baik, sehingga mempercepat pergerakan kapal dengan penggunaan tenaga yang lebih hemat.

Rancangan busur berbentuk moncong lumba-lumba bisa menghemat materi bakar sampai 25%. Tengah: 

Bentuk badan lumba-lumba memungkinkannya berenang sangat cepat di dalam air. Para ilmuwan menemukan satu lagi ciri yang berperan penting dalam kemampuan mamalia ini untuk bergerak cepat: 

Kulit lumba-lumba tersusun atas tiga lapisan. Lapisan terluar sangatlah tipis dan lentur. 

Lapisan tengah terbuat dari materi ibarat sepon. Lapisan terdalam yang tebal terdiri dari rambut-rambut lentur. 

Tekanan tiba-tiba yang cenderung menghambat gerak renang cepat lumba-lumba, diredam ketika tekanan ini diteruskan ke lapisan terdalam. 

Setelah 4 tahun penelitian, para insinyur kapal selam Jerman berhasil membuat lapisan jaket tiruan dengan sifat yang sama. Lapisan jaket ini terbuat dari dua lapisan karet yang disisipi gelembung-gelembung di antara kedua lapisan itu, seakan-akan selsel kulit lumba-lumba. 

Peningkatan sebesar 250% dalam kecepatan kapal selam dicapai ketika lapisan jaket tiruan ini digunakan.


Kanan: Moncong lumba-lumba menjadi pola bagi para perancang pesawat Concorde. 

Dalam penelitian yang dilakukan para insinyur untuk mengurangi kendala udara pada permukaan luar pesawat Concorde, bentuk moncong lumba-lumba mengilhami mereka. Sirip ekor pada ikan bekerja layaknya sebuah mesin di dalam air. 

Sama halnya, mesin pencetus Concorde ditempatkan di bab belakangnya sehingga berfungsi sebagai sirip ibarat motor pendorong pada lumba-lumba. Hasil sangat baik dicapai dengan rancangan ini.


Kulitnya yang elastis dan sanggup bergerak menggelombang (layaknya kain bendera yang tertiup angin), bisa mengatasi turbulensi air dan memperkecil gaya hambat air.
Selain alasannya moncongnya yang istimewa, lumba-lumba juga sanggup berenang dengan kecepatan tinggi alasannya badan dan kulitnya memang dirancang khusus untuk mengurangi kendala air. Ketika binatang ini mulai berenang cepat, terbentuklah lapisan air tipis di permukaan kulit mereka. Lapisan ini dinamakan lapisan penghalang. Lumba-lumba diciptakan dengan kulit yang sangat lentur. Kulit itu akan bergerak menggelombang ketika terjadi turbulensi air pada lapisan penghalang. 

Dengan bergerak menggelombang berlawanan arah dari gerak turbulensi tersebut, kulit ini mencegah terjadinya gaya hambat air. Hasilnya yakni gerakan renang yang sangat cepat tanpa menjadikan suara.


Dari organ istimewa yang terletak di bab depan kepalanya, lumba-lumba memancarkan gelombang berfrekuensi 200.000 Hertz (getaran per detik). Dengan gelombang ini, selain bisa mengetahui benda di depannya, sehabis mengenali gema yang dipantulkan, lumba-lumba bisa memperkirakan arah, jarak, kecepatan, ukuran serta bentuk benda tersebut. Cara kerja sonar, yang juga digunakan pada kapal selam, sama dengan alat milik lumba-lumba ini.
Setelah 4 tahun mengadakan penelitian, para insinyur kapal selam Jerman berhasil menemukan belakang layar desain kulit lumba-lumba dan menirunya untuk lapisan luar kapal selam. Kapal selam dengan kulit yang bersifat serupa dengan kulit lumba-lumba ini berhasil menaikkan 250% kecepatannya. Demikian juga kapal bahari yang menggandakan moncong lumba-lumba untuk haluan kapal. Kapal ‘bermoncong’ lumba-lumba berhasil menghemat 25 % materi bakarnya.

Rancangan menakjubkan ini tidak mungkin ada begitu saja tanpa disengaja. Jelas bahwa Suatu Kecerdasan Mahatinggi telah membuat lumba-lumba. Dialah Allah SWT. Bertasbih kepada-Nya seluruh isi jagat raya.


insight magazine 8


--0o0--

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel