Penyebab Terjadinya Hujan Es
Mei 24, 2019
Edit
Hujan es, dalam ilmu meteorologi disebut juga hail, yaitu presipitasi yang terdiri dari bola-bola es. Salah satu proses pembentukannya yaitu melalui kondensasi uap air lewat pendinginan di atmosfer pada lapisan di atas level beku. Es yang terjadi dengan proses ini biasanya berukuran besar. Karena ukurannya, walaupun telah turun ke arah yang lebih rendah dengan suhu yang relatif hangat, tidak semua es mencair. Hujan es tidak hanya terjadi di negara subtropis, tetapi sanggup juga terjadi di kawasan ekuator.
Proses lain yang sanggup menyebabkan hujan yaitu pembekuan, di mana uap air lewat hambar tertarik ke permukaan benih-benih es. Karena terjadi pengembunan yang mendadak maka terbentuklah es dengan ukuran yang besar.
Hujan es disertai puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal berlapis-lapis (CB) di erat permukaan bumi, sanggup juga berasal dari awan multisel, dan pertumbuhannya secara vertikal, dengan luasan area horizontalnya sekitar 3 – 5 km dan kejadiannya singkat berkisar antara 3 - 5 menit atau sanggup juga 10 menit tetapi jarang, oleh sebab itu bencana ini hanya bersifat lokal dan tidak merata, jenis awan berlapis-lapis ini menjulang kearah vertikal hingga dengan ketinggian 30.000 kaki lebih. Jenis awan berlapis-lapis ini biasa berbentuk bunga kol dan disebut Awan Cumulo Nimbus (CB).
Jika kita mengemati proses terjadinya hujan air, maka kita akan mengetahui bahwa hujan air sanggup terjadi sebab adanya penguapan air bahari yang kemudian menjadi awan yang mengandung air, dan kemudia air tersebut turun menjadi jatuhan- jatuhan air yang disebut dengan hujan. Namun apakah hal ini sama dengan yang menyebabkan hujan es turun? Ya, hal ini ternyata tidak terlalu berbeda debgan yang menyebabkan terjadinya hujan es. Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es yaitu pembekuan. Dimana pada kondisi ini, uap air lewat hambar tertarik ke permukaan benih- benih es.
Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang sangat besar. Sebenarnya hujan es ini bukanlah fenomena alam yang absurd dan langka. Hujan es ini sudah seringkali terjadi. Dan terjadinya hujan es ini sanggup saja menimpa daerah- kawasan tropis bahkan bukan di dikala demam isu penghujan. Butiran es yang jatuh dikala hujan es merupakan kondensasi dari air hujan yang menggumpal di atas permukaan bumi yang disebut dengan awan gelap.
Hujan es yang biasanya disertai dengan angin puting beliung ini berasal dari jenis jenis awan yang mempunyai sel tunggal berlapis- lapis erat dengan permukaan bumi. Selain itu sanggup pula berasal dari multi sel awan, pertumbuhannya ini secara vertikal dan luas area horisontalnya sekitar 3 -5 kilometer. Hujan es ini terjadi dengan durasi yang sangat singkat, antara 3 hingga 5 menit. Hujan es yang paling usang yaitu dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat jarang terjadi. Maka biasanya huja es ini sifatnya lokal dan tidak merata. Dan jenis yang berlapis- lapis ini menjulang arah vertikal hingga ketinggian lebih dari 30.000 kaki. Jenis awan yang bentuknya berlapis- lapis mirip kembang kol ini disebut dengan awan Cumulo Nimbus atau CB yang juga merupakan musuh terbesar para pilot pesawat.
Proses Terjadinya Hujan Es
Mengenai hujan es yang sejatinya juga mirip dengan hujan air, muncul pertanyaan apakah proses terjadinya hujan es ini sama dengan proses terjadinya hujan air? Air di seluruh wilayah bumi ini mencapai dua per tiga bagian, yang sepertiga potongan lagi yaitu daratan.Berikut yaitu proses terjadinya hujan es :
- Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian air- air tersebut akan mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui santunan sinar matahari. Termasuk pula dengan air yang berada di dedaunan tumbuh- tumbuhan atau di permukaan tanah.
- Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh- tumbuhan) tersebut dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri- sendiri ke tempat yang berbeda- beda dengan santunan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.
- Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih hambar dan mencapai dew point atau titik embun, kemudian mengembun, dan sebab beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik- titik hujan.
- Ketika telah mengembun tersebut, sudah menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang mempunyai temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan menjelma es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih besar lengan berkuasa daripada antar molekul air, kare es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, sanggup seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.
Tanda-tanda terjadinya hujan es.
Sebenarnya datangnya hujan es ini sanggup kita ketahui melalui tanda- tanda tertentu. Hujan es ini datangnya biasanya disertai dengan angin darat kencang atau kadang angin puting beliung. Turunnya hujan es ini sanggup diprediksi dari sifat atau keadaan yang berada di sekitar kita. Hal ini menjadi sangat perlu diketahui oleh kita yang sedang berada di luar rumah.
- Hujan es yag disertai dengan angin ribut ini biasa terjadi pada dikala peralihan iklim di Indonesia pada demam isu kemarau ke demam isu penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba demikian ini potensi terjadinya hujan es lebih besar kalau dibandingkan waktu- waktu yang lainnya.
- Hujan es ini lebih sering terjadi pada dikala siang atau sore hari. Namun tidak menutup kemungkinan hujan es ini terjadi malam hari. Hanya saja pada dikala siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es ini.
- Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis- lapis sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es ini.
- Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antra awan tersebut terlihat satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu- bubuk terang dan menjulang tinggi mirip bunga kol, kemudian kemudia awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat. Jika terlihat indikasi mirip ini, maka sanggup diprediksi bahwa akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.
- Lihatlah tumbuhan atau pepohonan yang berada di sekitar kita. Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang- goyang sebab tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin ribut akan segera tiba.
- Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa hambar yang menciptakan merinding.
- Hujan es biasanya dikala hujan pertama kali tiba yaitu hujan yang tiba- tiba deras. Apabila hujan yang turun pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.
- Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai petir dan angin ribut akan terjadi.
- Apabila dikala memasuki demam isu penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama kali yang turun yaitu hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.
Sumber:
wikipedia, ilmugeografi.com
--o)(o--