Halim Perdanakusuma “Sang Pendekar Muda Dari Sampang, Madura”
April 24, 2019
Edit
Profil Halim Perdanakusuma
Nama Lengkap : Abdul Halim PerdanakusumaLahir : 18 November 1922, Sampang, Madura, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal : 14 Desember 1947 (umur 25), Lumut, Perak, Uni Malaya
Dimakamkan : Taman Makam Pahlawan Kalibata
Zodiac : Scorpion
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Biografi Halim Perdanakusuma
Pahlawan satu ini siapa yang tidak mengenalnya, nama yang dijadikan sebuah nama bandara di kota Jakarta ini yakni tokoh satria nasional yang gugur di medan perang. Pahlawan yang gagah berani dan memiliki tekatd serta contoh bagi anda semua. Tentang biografi Halim Perdanakusuma biasanya anda dengar di mata kulaih sejarah maupun pelajaran sejarah ketika menjajaki pendidikan sekolah dasar maupun menengah. Tidak ada salahnya jikalau mengulas kembali perjalanan dari satria Halim Perdanakusuma ini. Tentunya ini malah akan membuka kenangan serta mengingat kembali jasa-jasa yang dia lakukan untuk memerdekakan bangsa Indonesia. Dalam biografi Halim Perdanakusuma, dia yakni tokoh satria nasional yang lahir di kota Sampang, Madura pada tanggal 18 November 1922 dan meninggal di Malaysia tanggal 14 Desember 1947 sempurna diusianya berumur 25 tahun . Beliau yakni salah satu toko satria yang menempuh pendidikan di sekolah dasar HIS dan menengah pertama MULO di Sampang. Kemudian dia melanjutkan studinya di Magelang ke sekolah Pamong Praja (MOSVIA) yang ditempuh pada tingkat II saja. Lalu dia menjalani transisi pembinaan navigasi bersama Royal Canadian Air Force di Inggris ketika penjajahan Jepang berlangsung yaitu tahun 1942. Karena kepiawaiannya, ketika kembali ke Indonesia ia ditugaskan untuk ikut serta dalam percobaan pesawat terbang AURI tanggal 23 April 1946 dari Jakarta menuju Sumenep dan Malang dan ditugaskan untuk mendirikan cabangnya di tempat Bukit Tinggi.
Berdasarkan biografi Halim Perdanakusuma tanggal 17 Oktober 1947, dia ditugaskan kembali untuk memimpin sebuah pasukan untuk terjun di tempat Kalimantan. Kemudian tanggal 14 Desember 1947 ia ditugaskan kembali terbang dari Thailand ke Indonesia dengan memakai AVRON ANSON RI-003 untuk mengambil obat-obatan dan perlengkapan persenjataan. Beliau berangkat bersama opsir Iswahyudi. Di Malaysia tepatnya di Labuhan Bilik Besar Pantai Lumut, akan tetapi cuaca udara semakin memburuk. Yang mana cuaca tersebut menjadikan sayap pesawat AVRON patah dan kemudian menjadi meledak. Keduanya Halim dan Iswahyudi gugur di insiden tersebut. Jasad dari satria halim sanggup ditemukan. Tetapi untuk opsir Iswahyudi hingga kini masih belum ditemukan.
Dalam catatan biografi Halim Perdanakusuma, ia dimakamkan di Malaysia hingga tanggal 10 November 1975 kemudian kerangka jenazahnya dipindah ke Indonesia kemudian dimakamkan di TMP Nasional Kalibata. Halim dianugerahi gelar sebagai satria nasional dengan SK presiden bernomor 063/TK/1975 pada tanggal 9 Agustus 1975.
Untuk mengenang jasa-jasa dia selama hidupnya, pemerintahan Indonesia mengabdikan nama Halim Perdanakusuma sebagai sebuah lapangan udara militer di tempat Jakarta yang dikenal sebagai lapangan udara Halim Perdanakusuma. Beliau juga meninggalkan seorang istri berjulukan Koessadalina dan seorang putera berjulukan Ian Santoso. Nama-nama tersebut yakni kenang-kenangan yang diberikan sahabatnya yang gugur dalam perang Dunia II, sahabat karibnya tersebut berjulukan Wing Commander yang berasal dari tempat Scotlandia.
Pendidikan Halim Perdanakusuma
- Sekolah Dasar (HIS), ELS,
- Sekolah Menengah Pertama MULO,
- MOSVIA (Sekolah Pamong Praja) di Magelang hanya hingga tingkat II,
- Training navigasi bersama Royal Canadian Air Force di Inggris (1942)
Karir Halim Perdanakusuma
- 1946: Anggota Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
- 1947: Dipromosikan menjadi Komodor, ditugaskan untuk mendirikan cabang AURI di Bukittinggi, Sumatera Barat
- 1947: Wakil II kepala staf AURI dengan pangkat Komodor Muda
Penghargaan Halim Perdanakusuma
- 1975: Gelar satria nasional RI dengan SK Presiden No 063/TK/1975