Samanhudi, Sang Pendiri Sarekat Dagang Islam
Maret 13, 2019
Edit
Profil Samanhudi
Alias : Kyai Haji Samanhudi | KH Samanhudi | Wiryowikoro | Sudarno Nadi
Dikenal : Pendiri Sarekat Dagang Islam
Dikenal : Pendiri Sarekat Dagang Islam
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 8 Oktober 1868
Tanggal Lahir : 8 Oktober 1868
Tempat Lahir : Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah
Meninggal : 28 Agustus 1956 (umur 87) Bandung, Jawa Barat
Pasangan : Clara Charlotte Deije, Johanna Mussel, Haroemi Wanasita
Meninggal : 28 Agustus 1956 (umur 87) Bandung, Jawa Barat
Pasangan : Clara Charlotte Deije, Johanna Mussel, Haroemi Wanasita
Warga Negara : Indonesia
Biografi Samanhudi
Samanhudi merupakan tokoh pejuang yang dikenal berkat jasanya di dalam mendirikan Sarekat Dagang Islam. Ia merupakan laki-laki keturunan Jawa, lahir di Laweyan, Surakarta pada tahun 1868. Di mata masyarakatnya, ia juga terkenal dengan sebutan Kyai Haji Samanhudi. Saat masih kecil, ia juga punya nama panggilan lain, yaitu Sudarno Nadi. Sebenarnya itu bukan hanya nama panggilan, melainkan nama orisinil semenjak dilahirkan. Meski hanya tamatan Sekolah Dasar, namun ia dikenal suka belajar, terutama ilmu Agama Islam.
Ilmu tersebut didalaminya ketika berada di Surabaya. Tidak hanya sibuk belajar, Samanhudi juga mengisi waktu luang dengan bekerja. Kedua acara itu telah dilakoninya semenjak final SD. Salah satu kegiatannya di luar menuntut ilmu ialah berdagang. Komoditas yang pernah ia coba jual-belikan ialah batik dimana ketika itu ia memasarkan produk tersebut di Surabaya. Sejak aktif di dunia niaga, ia semakin larut di dalam dunianya tersebut. Jiwa dagang memang sudah ada di dalam dirinya semenjak lama, sehingga ia sanggup dengan gampang menggoda masyarakat.
Berbekal pengalaman terjun pribadi dalam bisnis perdagangan, pengetahuannya menjadi semakin luas. Disini ia mulai menyadari adanya perbedaan perlakuan yang didapatkan oleh pedagang pribumi dan Tionghoa dari pengusaha Hindia Belanda. Kondisi itulah yang mengilhami dirinya untuk membentuk Sarekat Dagang Islam. Perkumpulan ini didirikan tepatnya pada tahun 1911. Tujuan dari pembentukan organisasi tersebut ialah mengakomodir kebutuhan pengusaha batik terutama yang berasal dari Surakarta. Itu tidak lain semoga supaya pedagang indonesia mencicipi keadilan.
Di dalam organisasi tersebut, dirinya diberikan kepercayaan untuk menjabat sebagai ketua organisasi. Sempat ada perubahan nama, dari yang semula Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam. Beberapa tahun kemudian, semenjak 1920, ia mulai sakit-sakitan sehingga tidak sanggup lagi berpartisipasi aktif menyerupai sebelum-sebelumnya. Meski geraknya terbatasi oleh sakit yang diderita, namun tidak dengan pikirannya. Berbagai ide cemerlang masih sempat ia ciptakan terutama yang ada kaitannya dengan Pergerakan Nasional. Samanhudi wafat pada 28 Desember 1956 di Klaten. Untuk mengenang jasa-jasanya terhadap Tanah Air, ia dimasukkan dalam daftar Pahlawan Pergerakan Nasional. Ini disahkan menurut Surat Keputusan Presiden RI No 590 Tahun 1961.
Karir Samanhudi
- Pendiri Sarekat Dagang Islam
Penghargaan Samanhudi
- Gelar Pahlawan Nasional