Mengenal Lebih Erat Susukan Suez
November 20, 2019
Edit
Pemandangan ruas Terusan Suez yang membelah pemukiman penduduk, di wilayah Port Said.
Terusan Suez Memisahkan Benua Afrika dan Asia.
Pemandangan jalur jalan masuk Suez dari arah Jembatan Perdamaian (sis.gov.eg)
Di sepanjang tepi pantai yang berbatasan pribadi dengan kota Suez, banyak terdapat resort-resort kelas dunia yang menawan, dengan akomodasi berkelas bintang lima yang wah. Umumnya yakni investasi dari beberapa negara Eropa, ibarat Italia, Spanyol dan Perancis. Sehingga terlihat banyak wisatawan dari negara tersebut yang menghabiskan liburan selesai pekan di resort Laut Merah itu.
Dari catatan sejarah, terusan Suez dianggap sebagai salah satu Maha Karya anak insan masa ke-19. Pembangunan jalan masuk yang diprakarsai oleh Ferdinand de Lesseps berwarga Perancis, yang juga karib dari penguasa Mesir waktu itu Mohamed Saed Basha. Mega proyek ini, mempekerjakan sebanyak 25.000 orang buruh per bulan, yang sebagaian besar yakni warga Mesir.
Pengerjaan penggalian jalan masuk Suez memakan waktu 10 tahun, dimulai pada tahun 1859 dengan meangambil titik awal di kota Port Said dan berakhir di tempat Shaloufa arah Laut Merah pada 15 Agustus 1869. Dikarenakan banyaknya jumlah buruh, serta penanganan kesehatan yang tidak optimal, mengakibatkan jumlah selesai hayat buruh cukup tinggi, mencapai 125.000 jiwa. Masing-masing jawaban terjangkit wabah kolera dan cacar.
Peta penggalian jalan masuk (sis.gov.eg)
Selama masa pengerjaan 10 tahun itu, telah berhasil dikeluarkan galian pasir dari sepanjang jalan masuk sebanyak 74 juta meter kubik pasir gurun. Serta memakan biaya sebesar 369 juta Franc Perancis, Wow….! Panjang jalan masuk Suez secara keseluruhan mencapai 165km, lebar 190m dengan kedalaman dasar jalan masuk 58 kaki. Pada 16 Nopember 1869 jalan masuk Suez telah dibuka secara resmi, yang didahului dengan menggelar pesta super glamor bernuansa dongeng 1001 malam dengan bermacam-macam pernak perniknya. Serta dihadiri oleh sejumlah penguasa dan raja-raja dunia ketika itu.
Selama proses pengalian jalan masuk Suez, banyak terdapat rintangan dan tantangan. Baik berasal dari internal penguasa Mesir ketika itu, maupun dari Kerajaan Inggeris. Karena merasa terganggu akan masa depan kemaslahatan koloni mereka di Afrika. Inggeris yakni penguasa wilayah Tanjung Pengharapan Afrika, di mana pada masa itu, semua armada dan kapal-kapal dagang harus melewati wilayah itu sebagai jalan satu-satunya untuk mecapai Asia. Namun sesudah Ratu Perancis turun tangan, problem tersebut sanggup terselesaikan dengan damai.
Pemasukan devisa negara Mesir yang bersumber dari jalan masuk Suez sangat besar, walaupun jumlahnya terkadang tergantung banyak tidaknya kapal yang berlalu melalui jalan masuk itu. Pemasukan tahun 2010 berdasarkan warta dari sis.gov.eg dibukukan sebesar USD 4.8 Milyar. Rekor pembayaran fee tertinggi penyeberangan, tercatat pada tanggal 7 September 2011 oleh kapal Italia berbobot mati 59.000 ton, dengan fee sebesar USD 2.028.000 juta untuk sekali penyeberangan, ckckckc…geude.
Kota Suez berjarak sekitar 125km dari Cairo, dan merupakan wilayah resort wisata maritim merah terdekat yang sanggup dicapai dari kota Cairo. Perjalanan dari kota Suez sanggup dilakukan dengan kendaraan pribadi atau bis wisata yang hanya memakan waktu 50 menit, sebab sudah tersedianya jalan tol ke arah tersebut.
Berwisata ke tempat sekitar Suez ibarat Ain El Soukna dan Zafaran sangat menarik, sebab di samping sanggup menelusuri tempat-tempat terjadinya sejarah modern ummat manusia, juga sambil menikmati indahnya nuansa pemandangan maritim merah, pemandangan bawah maritim serta karang-karang merah padang pasir yang sangat langka. Tentu saja sambil berenang dan berjemuran di pantainya. Di samping ditunjang oleh kenyamanan akomodasi resort dan hotel berbintang di sekitar pantai laut. Sehinnga kecerdikan anda untuk memboyong keluarga berwisata di tempat tersebut kami anggap sangat tepat. Beraaaani…??
---0O0---