Al-Qur'an, Perihal Rotasi Bumi
November 11, 2019
Edit
Apakah ayat-ayat Al Alquran sanggup pertanda perihal Rotasi Bumi, Matahari dan Bulan?
Mereka yang mengingkari Al Alquran akan selalu mencari-cari kesalahan dan kekeliruan Ayat-ayat di dalam Al Quran. Mereka menyatakan bahwa tidak ada pernyataan di dalam Al Qur’an yang memperlihatkan bahwa Bumi berbentuk bulat, tidak pula tertulis bahwa Bumi itu berputar pada porosnya, dan bagaimanakah AL Qur’an pertanda bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan?
Mereka mendustakan keterangan Al Qur’an yang tidak sesuai dengan bukti ilmiah dan sain medern. Mereka menyimpulkan keterangan ayat AL Qur’an dalam surat Al Kahfi ayat 86, ketika Zulkarnain menyaksikan matahari terbenam di maritim berwarna hitam. Terbit dan tenggelamnya matahari yang tertulis di dalam Al Alquran memperlihatkan bahwa keterangan Al Alquran tersebut pertentangan dengan sain modern dan tidak bisa diterima secara ilmiah. Para penentang dan penghujat Al Alquran menertawakan keterangan itu, suatu hal yang tidak mungkin matahari dan bulan saling berkejaran untuk saling mendahului (QS. Yasiin 36:40).
Para penghujat Al Alquran menantang umat Islam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka; Apakah mungkin orang muslim bisa berpikir secara logis untuk menyimpulkan bahwa ayat-ayat Al Alquran sanggup memperlihatkan bumi berputar pada porosnya?, bulan mengellingi bumi selama jangka waktu satu bulan?,dan bagaimana pertanda satu tahun itu 12 bulan?.
Untuk maksud tersebut, sebagai orang muslim saya akan mencoba membahas dan menganalisa keterangan ayat-ayat Al Qur’an kemudian mencocokkannya dengan kejadian alam yang merupakan gejala untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan dari keterangan yang ditulis dalam Al Qur’an.
Ayat Al Qur’an yang menerangkan perihal kekerabatan antara bumi, bulan dan matahari yang terlengkap, terdapat pada surat Yassin ayat 37 hingga dengan ayat 40 yang berbunyi;
وَآيَةٌ لَّهُمْ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُم مُّظْلِمُونَ
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
ا الشَّمْسُ يَنبَغِي لَهَا أَن تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka yaitu malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan,(37) dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.(38) Dan telah Kami memutuskan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah beliau hingga ke manzilah yang terakhir) kembalilah beliau sebagai bentuk tandan yang tua.(39) Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak sanggup mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. Yaasin 36: 37- 40) .
Apakah kita sanggup menjelaskan keterangan ayat diatas untuk pertanda fenomena kekerabatan antara bumi, bulan dan matahari?
Apakah ayat AL Qur’an yang diturunkan oleh Allah pada periode 6 Masehi tersebut masih relevan dengan bukti sain modern? Bagaimana metode pembuktiannya?
Kenyataan bahwa Bumi berbentuk bola dan berputar gres diakui sehabis periode ke 8 M (dua periode sehabis diturunkan Al Quran), sedangkan Bumi dan planet-planet beredar mengeliling matahari gres diakui dan ditemukan pada tahun 1512 oleh Kopernikus (10 periode sehabis Al Alquran diturunkan). Kemudian pada perkembangan selanjutnya pada periode ke 20 ditemukan bahwa matahari hanya potongan kecil dari deretan bintang-bintang yang disebut Galaxy (teori Milky Way). Semua bintang-bintang dalam galaxy tersebut ternyata bergerak mengitari satu titik di jagat raya. Kaprikornus dalam hal ini ternyata sains modern menyimpulkan bahwa matahari juga bergerak bantu-membantu bintang-bintang lain didalam satu galaxy.
Al Alquran pada surat Yasiin ayat 38 diatas , menyampaikan bahwa matahari juga bergerak atau berjalan di tempat peredarannya pada Abad ke 6 M , jauh sebelum sains modern membuktikannya. Namun jika kita perhatikan juga pada kata-kata di ayat 38 tersebut berbunyi matahari berjalan di tempat peredarannya. Pertanyaannya yaitu Apakah artinya berjalan ditempat ? kemudian ditambahkan lagi dengan peredarannya ?. Tidak ada kata lain yang sanggup dimaknai kecuali membisu ditempat dan bergerak dengan cara berotasi , yang bermakna bahwa matahari itu bergerak pada posisi diam. Maka sanggup disimpulkan bahwa matahari berotasi dalam posisi membisu terhadap planet-planet lainnya.
Mengapa Allah tidak menjelaskan saja dengan tegas bahwa matahari itu berotasi, tetapi menyampaikannya dengan petunjuk yang membingungkan bagi pakar sain? Mungkin saja Allah menyampaikannya dengan kata-kata kiasan semoga masyarakat arab dan sobat nabi tidak menjadi resah sehingga akan menjadikan perdebatan yang tidak perlu, lantaran yang perlu ditanamkan bagi mereka zaman itu yaitu fondamen ketaqwaan dan keimanan pada Allah untuk membangun masyarakat muslim yang kuat.
Menurut Firman Allah pada surat Al Jatsiyah ayat 13, bahwa kita harus mempelajari perihal keberadaan bumi dan benda-benda langit lainnya berdasarkan gejala yang terlihat dan menganalisa petunjuk yang difirmankanNYA, supaya sanggup diambil pelajaran bagi orang-orang yang mau perpikir dan mensyukuri rahmat Allah;
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.(QS. Al Jatsiyah 45: 13).
Perhatikanlah tanda tanda kejadian alam kemudian lengkapi dengan keterangan ayat-ayat ibarat dibawah ini ;
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat gejala bagi orang-orang yang pandai (QS. Ali Imran 3:190) .
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Anaam 6: 96).
Artinya kejadian siang dan malam berlangsung secara berulang-ulang dan terjadi setiap satu siklus yaitu Siang dan malam (24 jam). Yang menimbulkan terjadinya siang yaitu sinar matahari yang terbit di ufuk timur, sedangkan yang menimbulkan malam yaitu terbenamnya matahari di barat. Apakah maksudnya matahari terbit di timur? Mungkinkah matahari terbit di suatu tempat di sebelah timur bumi? Begitu juga sebaliknya apakah ada tempat matahari terbenam di sebelah barat? Apakah kata-kata ini berupa kiasan atau dalam arti yang sebenarnya?
Sekiranya matahari terbit-terbenam di sebelah timur- barat , maka terdapat dua kemungkinan yaitu;
- Bumi berbentuk dataran yang sangat luas,
- Terdapat di suatu tempat di bumi dimana matahari keluar dari sarangnya kemudian pulang lagi ke rumahnya di tempat yang berlawanan. Tetapi kenapa matahari sanggup terbit dan karam pada tempat yang berbeda-beda di bumi?
Kenyataan ini tergantung dari arah mana kita berada dan memandangnya. Kalau kita berada di tengah maritim yang luas, maka matahari terbit dan karam di laut, jika kita berada di tengah padang pasir maka matahari terbit dan karam di dalam tanah, jika kita berada di sebuah pegunungan maka matahari hilang dan muncul dari balik bukit.
Kesimpulannya yaitu bahwa kata-kata terbit dan tenggelamnya matahari hanya berupa gayabahasa untuk menyatakan arah pergerakan matahari. Untuk sementara kita sanggup mengambil kesimpulan bahwa matahari bergerak memutari permukaan bumi. Apakah benar demikian? Bagi orang yang berpikir, akan mengambil kesimpulan lain. Sebab ada dua kemungkinannya, matahari bergerak mengelilingii bumi atau mungkin juga bumi yang berotasi. Bagaiman cara kita membuktikannya.? Tentu kita membutuhkan keterangan dari ayat-ayat al Alquran yang lainnya. Sebab kita tidak sanggup menentukan satu kesimpulan dari dua kemungkinan , padahal petunjuk yang ada hanya satu . Maka kita perlu keterangan dari ayat-ayat lainnya.
Ayat yang kita gunakan untuk mendapatkan petunjuknya yaitu surat Yaasin ayat 40; yang berbunyi ;
Dan telah Kami memutuskan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah beliau hingga ke manzilah yang terakhir) kembalilah beliau sebagai bentuk tandan yang tua.(39) , tidak mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak sanggup mendahului siang. Dan masing-masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. Yasiin 36:40).
Bagi orang-orang yang berpikir, maka Ayat ini merupakan tanda tanda dan juga petunjuk untuk menjawab pertanyaan Apakah bumi atau matahari yang bergerak? Dan bagaimana kekerabatan antara pergerakan bulan, bumi dan matahari? Sebaliknya ayat diatas akan memberi peluang bagi penentang ayat-ayat Allah dan mendustai kebenaranNYA kemudian menyampaikan Mana mungkin matahari mengambil bulan dan apakah mungkin malam mendahului siang Memangnya matahari dan bulan itu sedang balapan di jalur tol? Atau apakah bulan dan matahari itu saudara bertetangga yang sedang berkejar-kejaran? Suatu pertanyaan yang ke kanak-kanakan, suatu pertanyaan konyol, pertanyaan dari orang-orang yang selama ini selalu memperolok-olokan Al Quran.
Kalau kita amati keterangan ayat diatas, maka kita sanggup mengambil beberapa pelajaran dan kemudian menyimpulkannya;
a. Pada ketika terjadinya perubahan manzilah-manzilah cahaya di bulan, kita sanggup mengamati bahwa potongan bulan yang bercahaya selalu menghadap kearah datangnya sinar matahari. Pada waktu malam hari, kita melihat bulan bercahaya pada potongan sebelah barat atau searah dengan tempat matahari terbenam, dan ketika kita melihat bulan di siang hari maka kita melihat potongan bulan yang bercahaya di arah matahari terbit (sebelah timur) yang tergantung kepada sisi pandang kita kepada bulan, matahari dan bumi. Pada permukaan bulan itu terdapat potongan yang tertimpa cahaya terang dan potongan yang lainnya tidak bercahaya. Ini pertanda bahwa potongan bulan yang terang tersebut yaitu potongan yang memantulkan sinar matahari.
Hal ini berarti bahwa bulan menerima sinar dari matahari yang merupakan sumber sinar yang sama diterima oleh bumi. Matahari tentu letaknya jauh sekali. Hal ini dibuktikan ketika pada malam hari kita masih sanggup melihat cahaya bulan dan tidak mungkin bumi merupakan dataran luas lantaran akan menutupi atau menghalangi sinarnya kearah bulan. Ukuran cahaya bulan itu ataupun manzilanya akan selalu berubah-ubah sekali dalam jangka 24 jam selama waktu sebulan. Inilah yang disebut dengan manzilah-manzilah yang selalu berubah-ubah.
Kalau diamati manzilah itu berjumlah 28 perubahan bentuk. Yaitu mulai dari bentuk bulan sabit ke lingkaran penuh (purnama)- dan kembali lagi ke bentuk sabit yang arahnya berlawanan dari bentuk sabit pertama. Pada Ayat diatas, Al Alquran mengistilahkan dengan kata-kata tandan, lantaran bengkoknya sabit ibarat dengan tandan buah pisang. Pada 28 hari berikutnya akan terjadi siklus yang sama kemudian dimulai lagi dari awal. Perubahan bentuk manzilah-manzilah bulan serta arah cahayanya selalu mengarah ke sumber sinar matahari, maka hanya ada satu kemungkinannya yaitu bulan berbentuk bola lantaran hanya bola yang bisa menghasilkan bayangan berbentuk sabit atau tandan buah pisang dan tidak mungkin bulan itu berbentuk lingkaran (seperti sebuah cermin berbentuk lingkaran).
b. Kita sudah membuat kesimpualan bahwa bulan berbentuk bola. Sekarang bagaimana pertanda bumi itu berbentuk bola dan apakah bulan mengeliling bumi atau sebaliknya? Kalau kita perhatikan pernyataan bahwa manzilah-manzilah bulan itu selalu berubah dari hari kehari (siang dan malam) selama 28 hari. Kemudian sambil mengamati perubahan manzilah , kita juga mengamati perjalanan matahari (terbit dan terbenam) yang gerakkannya selalu kearah barat setiap hari. Maka sanggup disimpulkan bahwa bulan lah yang mengelilingi bumi selama 28 hari. Bulan dan bumi sama-sama berbentuk bola dan mendapatkan satu sumber sinar yaitu dari matahari yang tempat yang jauh sekali. Tidak mungkin bulan dan matahari mengelilingi bumi bersamaan. Kalau bulan dan matahari mengeliling bumi bersamaan, tentunya bentuk manzilah-manzilah bulan akan selalu berubah ubah setiap jam dalam siklus 24 jam, tergantung dari arah mana matahari menyinari bulan yang terlihat dari bumi.
c. Pertanyaan selanjutnya yaitu apakah matahari yang mengelilingi bumi atau bumi yang berotasi? sekiranya matahari yang mengelilingi bumi maka tentu saja bentuk-bentuk manzilah dari cahaya bulan akan mengalami perubahan bentuk selama siklus 24 jam. Sementara yang kita saksikan yaitu manzilah bulan itu berubah bentuknya hanya 1 kali dalam 24 jam. Maka kesimpulannya berikut yaitu bahwa tidak mungkin matahari mengelilingi bumi . Lalu kenapa terjadi siang dan malam? Maka jawaban yang paling sempurna yaitu bumi berputar pada porosnya sementara matahari membisu ditempat yang jauh. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya siang dan malam secara bergantian sesuai dengan rotasi bumi.
Jadi, sanggup disimpulkan bahwa Bumi berotasi pada sumbunya dengan siklus 24 jam untuk sekali putar. Kalau Bumi ini berputar pada porosnya, hal ini berarti bahwa bumi bergerak mengelilingi porosnya dan insan bagaikan sedang beraktivitas diatas kendaraan yang besar. Pertanyaannya yaitu ; Apakah ada keterangan di dalam Al Qur’an yang memperlihatkan bahwa Bumi ini bergerak? Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa tidak ada ayat yang menegaskan perihal rotasi bumi di dalam Al Qur’an, tetapi Allah menyampaikannya tanda-tandanya dengan gayabahasa yang selalu menjadikan teka-teki sebagai petunjuk. Ayat yang sanggup dipakai untuk menganalisa bahwa bumi ini bergerak , sanggup kita pelajari dari surat An Naml ayat 88 yang berbunyi;
"Lhat gunung-gunung itu, kau sangka beliau tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kau kerjakan.(QS. An Naml 27:88) .
Tentu saja keterangan ayat ini merupakan gejala atau petunjuk. Allah memberikan FirmanNYa dengan kata kiasan dengan makna yang sangat luas. Ayat ini bermakna bahwa gunung itu tidak membisu ditempatnya, tetapi bergerak. Berdasarkan hasil inovasi pakar Geologi, menyatakan bahwa lempeng lapisan bumi selalu bergerak yang sanggup menjadikan gempa tektonik yang di-akibat-kan oleh terjadinya tabrakan, lipatan dan retakan, walaupn gerakkan ini hanya beberapa centimeter pertahunnya. Tetapi pergerakan ini terlalu kecil jika dibandingkan dengan gerakan bumi jawaban rotasinya. Artinya ayat ini juga menjelaskan bahwa gunung itu bergerak lantaran beliau berada diatas bumi yang bergerak. Hal ini juga berarti bahwa apapun yang berada diatas bumi akan ikut bergerak lantaran beliau berada diatas pergerakan bumi. Bahkan awan yang berada di udara juga ikut bergerak bersama rotasi bumi, sesuai dengan petunjuk ayat diatas.
3. Telah sanggup disimpulkan dari keterangan ayat-ayat Al Alquran diatas bahwa bumi berbetuk bola dan berputar selama 24 jam pada sumbunya, matahari membisu memperlihatkan cahayanya dari jauh, sementara bulan bergerak mengelilingi bumi salama 28 hari, dan hasilnya kita juga sanggup menyimpulkan bahwa bumi dan bulan sama-sama tidak menghasilkan sinar tetapi mendapatkan sinar dari matahari. pertanyaannya yaitu ; Apakah ada ayat di dalam Al Qur’an yang menjelaskan bahwa bulan menghasilkan cahaya pantulan dari matahari? Tentu saja Allah tidak menjelaskan dengan detail perihal bulan yang memantulkan sinar dari matahari, tetapi pada surat Nuh ayat 16 menyatakan ;
Dan Allah membuat padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? (QS. Nuh 71:16)
Pada ayat diatas, Allah SWT telah memperlihatkan petunjuk kepada orang yang berpikir bahwa terdapat 2 istilah yang berbeda dalam memaknai arti cahaya. Ayat diatas memakai istilah “Nur” untuk cahaya yang dihasil oleh bulan dan “Syamsa Siraajan” untuk matahari yang bersinar bagai pelita. Artinya Matahari bersifat bagaikan pelita, obor atau lampu yang menjadi sumber cahaya untuk bulan sehingga beliau memantulkan sinar itu. Allah telah memperlihatkan petunjuk yang benar perihal teori “Pemantulan sinar”, jauh sebelum sain sanggup membuktikannnya secara ilmiah.
4. Kaprikornus benarlah apa yang disampaikan oleh firman Allah pada ayat-ayat Al Alquran diatas. Firman Allah dalam Al Alquran tidak bertentangan dengan inovasi sain. Hanya orang-orang yang beriman dan berpikir yang bisa memikirkan teka-teki atau petunjuk yang di sampaikan oleh Allah dalam soal ayat diatas.
5. Pertanyaan berikutnya apakah ada Firman Allah di dalam Al Alquran yang menjelaskan Berapa bulankah lamanya satu tahun itu? Untuk itu kita merujuk pada surat At Taubah ayat 36 yang berbunyi;
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia membuat langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. (QS. At Taubah 9:36 ) .
Keterangan Allah diatas menunjukkaan bahwa apabila siklus manzilah-mazilah bulan telah berjalan sebanyak 12 kali (12 x 28 hari) maka itu dikatakan sebagai hitungan satu tahun dalam perhitungan bulan. Dalam pengamatan, ada bulan yang berjumlah 29 hari dan ada yang berjumlah 28 hari, dan ini sanggup dijadikan pentujnuk untuk menentukan jumlah hari dalam satu tahun.
Pertanyaannya yaitu apakah benar bahwa satu tahun itu sama dengan 12 bulan? Apakah tidak lebih atau tidak kurang dari bilangan tersebut?
Untuk menjawab pertanyaan ini , maka kita harus memperhatikan gejala alam yaitu bagaimana posisi antara bulan dan matahari yang terlihat dari bumi sesuai dengan keterangan Allah pada surat Yasiin ayat 40 yang berbunyi;
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan (mendahului) bulan dan malam pun tidak sanggup mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS. Yaasin 36:40).
Arti dan makna dari ayat diatas memperlihatkan bahwa seakan-akan bulan dan matahari bergerak beriiring-iringan dari Timur menuju Barat. Keduanya tidak pernah saling mendahului dan keduanya juga tidak pernah bertabrakan. Kecuali pada ketika tejadinya kejadian gerhana matahari. Peristiwa gerhana matahari tersebut merupakan kejadian yang sanggup memperlihatkan petunjuk bahwa letak matahari berada jauh dibalik bulan dan mereka tidak bertabrakan tetapi berselisih. Artinya garis edar atau jalur edar antara bulan dan matahari berbeda, sesuai dengan kata-kata masing-masing beredar (berjalan) pada pada garis edarnya (jalurnya).
Pertanyaan selanjutnya adalah; Kenapa terjadi kejadian gerhana matahari atau gerhana bulan? Berapa kalikah terjadi kejadian gerhana matahari dalam setahun? Apabila kita perhatikan dan amati pada satu tempat di bumi, posisi antara bulan dan matahari dalam setahun , maka pada suatu hari dalam tahun itu kita akan menyaksikan posisi dimana bulan dan matahari berada pada posisi paling dekat. Apabila posisi terdekat itu tercapai , yaitu beberapa ketika sehabis matahari dan bulan berimpitan, maka terlihat matahari mendahului bulan kearah matahari terbenam, seakan-akan matahari lebih dulu mencapai finis di Barat (sunset).
Pertanyaan selanjutnya adalah; Kalau rotasi bumi berputar dari barat ke timur, bukankah seharusnya bulan yang bergerak lebih cepat ke arah barat dibandingkan dengan gerak matahari- alasannya yaitu matahari itu berada sangat jauh dibalik bulan? Bayangkanlah ketika kita berada dalam kendaraan beroda empat yang sedang melaju kencang, dimana seakan-akan pohon kayu atau tiang listrik yang berada disisi jalan seakan bergerak lebih cepat kebelakang dibandingkan sebuah gunung yang jauh dibalik pohon itu. Kaprikornus berdasarkan logika, seharusnya Matahari yang berada jauh akan di dahului oleh bulan yang bergerak cepat ke timur. Tetapi yang kita amati justru sebaliknya, yaitu dimana ternyata mataharilah yang bergerak lebih cepat ketimur atau menuju tempat terbenamnya. Bagaimana kita sanggup menjelaskan fenomena itu?
Untuk menjelaskan fenomena diatas, maka kita harus sanggup menjawab sebuah pertanyaan; ke arah manakah bulan bergerak ketika mengorbit bumi? Apakah ke timur atau ke barat? Kalau sekiranya bulan itu tetap membisu di angakasa dan tidak mengorbit bumi, maka tentulah bulan seakan-akan bergerak lebih cepat ke arah barat dari pada Matahari lantaran bulan berada lebih bersahabat ke Bumi. Sebaliknya apabila bulan itu merupakan satelit bumi yang ikut bergerak searah dengan rotasi bumi, maka Mataharilah yang seharusnya kelihatan bergerak lebih cepat ke arah barat. Kaprikornus ketika kita saksikan Matahari bergerak lebih cepat mendahului bulan ke arah barat, maka kita sanggup mengambil kesimpulan bahwa bulan ikut bergerak searah dengan rotasi bumi yaitu kearah timur, sedangkan matahari Diam di tempat yang jauh. Karena rotasi bumi ke arah timurlah yang menimbulkan seakan-akan matahari bergerak lebih cepat menuju tempat terbenamnya.
Ke arah manakah bulan mengorbit bumi? Untuk menjawab pertanya an ini, maka sekali lagi kita harus mengamati fenomena alam tidak mungkin bulan mendahului Matahari dan tidak mungkin pula Matahari mendahului Bulan, keduanya bergerak dalam garis edarnya . Perhatikankan pada ketika bulan purnama muncul, kemudian tandailah posisi bulan itu di langit dan catat pula pada jam berapa kita menyaksikannya, kemudian esok harinya perhatikan lagi posisi bulan itu pada jam yang sama ibarat kemaren. Maka kita akan menyaksikan bahwa bulan itu seakan-akan mundur beberapa derajat ke sebelah timur. Hal ini memperlihatkan bahwa bulan bergerak mengorbit bumi ke arah timur. Atau menempatkan Bumi di sebelah kirinya (berlawanan dengan arah perputaran jarum jam). Bayangkan saja ketika jemaah haji sedang menunaikan Ibadah Tawaf mengeliling Kabah.
Maka sanggup disimpulkan bahwa Bumi berotasi pada sumbunya sebagaimana gerakan Tawaf jemaah haji mengitari kabah, demikian juga dengan Bulan mengelilingi Bumi yaitu ibarat halnya Tawaf jemaah haji mengeliling Kabah. Pada goresan pena Revolusi Bumi kita akan membahas perihal gerakan Bumi mengelilingi Matahari berdasarkan keterangan Al Quran. Ternyata Bumi mengorbit Matahari juga ibarat Tawafnya jemaah haji dalam menunaikan rukun Ibadah Haji di Kabah.
Untuk pertanda bahwa Bumi berputar pada sumbunya , maka perhatikanlah tanda tanda berikut;
- Ketika kita menyaksikan siaran pribadi pertandingan Sepakbola Piala dunia antara Perancis Vs Italia tahun 2006 pada jam 21 Malam, sedangkan pada waktu itu di Jerman masih siang sekitar pukul 5:30 sore. Bukankah sumber cahaya matahari yang menyinari Jerman dan Indonesia yaitu sama. Ini berarti bahwa Indonesia lebih dulu mengalami malam , atau tempat Indonesia lebih dulu menuju timur dibandingkan tempat Jerman. Dengan arti kata bumi berputar (berotasi) dari barat ke timur.
- Kenapa tempat Surabaya lebih dulu menunaikan shalat magrib dari pada tempat DKI? Karena di Surabaya lebih dulu melihat matahari terbenam dari pada di DKI, dimana hal ini jawaban rotasi bumi yang bergerak kea rah timur.
- Untuk pertanda bumi berbentuk bola, maka berangkatlah ke Mekkah dari 2 arah. Pertama kita sanggup berangkat ke arah barat (Indonesia India Mekah), tetapi juga sanggup ke arah Timur (Indonesia-Hawai-Amerika-Mesir-Mekkah) . Hal ini memperlihatkan bahwa bumi berbentuk bola.
Dapatlah kita bayangkan, sekiranya Allah SWT memperlihatkan beberapa buah satelit untuk bumi, ibarat halnya planet Yupiter yang mempunyai 16 buah bulan. Maka perhitungan waktu akan menjadi lebih rumit. Atau sebaliknya sekiranya bumi tidak mempunyai bulan ibarat halnya planet Saturnus yang hanya mempunyai beberapa cincin, maka perhitungan waktu akan sangat rumit.
Begitulah Allah dengan sangat hati-hati memberikan keterangan ayat-ayatnya dengan tata bahasa tersusun rapi dan penuh perhitungan sehingga siapapun sanggup mendapatkan kebenarannya baik dengan kepatuhan kepercayaan kepada Allah maupun secara logika berpikir. Padahal ayat ini diturunkan oleh Allah pada 15 Abad yang kemudian dan hingga kini terbukti kebenarannya.
Semoga warta ini akan menjadi renungan dan menambah kesadaran bagi yang beriman kepada Allah.
Maha Benar Allah dengan segala Firman-NYA.