Kenapa Ada Siang Dan Malam?
September 09, 2019
Edit
Teman-teman, lagi asyik-asyik main, eeeh matahari mulai tenggelam, mama pun memanggil kita untuk pulang ke rumah alasannya hari mulai gelap. Teman kau Dzikry berpikir kenapa sih ada siang dan malam? Kenapa hari itu tidak siang saja, kan asyik jelas benderang terus. Teman-teman juga pernah berpikir ibarat Dzikry ya?
Sudah semenjak lama, insan selalu mencoba mencari tahu setiap kejadian-kejadian kasatmata yang terjadi di sekelilingnya. Salah satu yang menjadi pertanyaan yakni perihal pergantian siang dan malam, dan kaitannya dengan perubahan animo yang berbeda di beberapa cuilan bumi.
Terjadinya siang-malam, menurut penelitian para ahli, tidak lepas dari adanya perputaran bumi pada porosnya dan mengorbit pada matahari. Bumi membutuhkan waktu satu tahun atau 365 hari enam jam untuk menciptakan satu orbit matahari.
Pada sisi lain, cahaya matahari tidak bisa menyinari seluruh isi bumi secara bersamaan. Ketika teman-teman berada di siang hari, berarti bab bumi tempat kau berpijak sedang menghadap matahari. Dan sebaliknya ketika malam tiba, dikala bab bumi yang kau pijak itu sedang membelakangi matahari.
Pergantian siang dan malam, terkait pula dengan pergantian musim. Pergantian siang dan malam di Indonesia selalu tetap dengan rata-rata perputaran 24 jam sehari. Sehingga di Indonesia, kita hanya mengalami dua musim, yakni panas dan dingin. Ini berbeda dengan yang terjadi di kutub maupun di sejumlah negara di cuilan Eropa dan Amerika yang adakala mengalami panas berkepanjangan atau sebaliknya. Negara-negara yang dilalui garis khatulistiwa tidak akan pernah mengalami pergantian empat musim. Karena kawasan khatulistiwa selalu menghadap ke arah matahari, maka kawasan khatulistiwa selalu panas.
Sementara, pergantian empat animo yakni animo dingin, gugur, semi dan panas, juga tidak lepas dari orbit bumi terhadap matahari dan putaran pada porosnya. Musim berganti selama sisi lain bumi condong atau jauh dari matahari. Apabila kutub utara condong ke matahari, cuilan bumi bab utara bertambah bersahabat dengan matahari dan terjadi animo panas. Sementara, cuilan bumi selatan cenderung menjauh dari matahari dan terjadilah animo dingin.Begitu pula sebaliknya. Antara animo hirau taacuh dan animo panas di cuilan bumi lain mengalami animo semi atau animo gugur. Di kutub utara, ketika pertengahan animo panas tiba, matahari akan terlihat sepanjang malam dan siang. Sedangkan ketika animo hirau taacuh datang, kita sama sekali tidak bisa melihat matahari.
Sungguh luar biasa bukan teman-teman keseimbangan pengaturan alam semesta ini. Siapakah Sang Pengatur alam yang Maha Hebat ini? Dia-lah Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. (luy)
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat gejala kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.”
(Q.S. Al Jaatsiyah, 45: 13)
from: Insight Magazine 4
--o0o--