Empat Bulan Tanpa Makan
Agustus 06, 2019
Edit
Penguin
Kutub selatan yaitu tempat terdingin di dunia. Di wilayah ini, m usim cuek berlangsung selama enam bulan. Mempunyai anak dalam kondisi sesulit ini pastilah memerlukan pengorbanan yang tak terkira dari induknya. Namun, di tempat ini hiduplah sang induk yang paling sayang dan setia di dunia: penguin.
Saat animo berkembang biak tiba, para penguin pergi berbondong-bondong menuju ke sebuah tempat pertemuan besar. Perjalanan ini sanggup memakan waktu berminggu-minggu. Mereka mengarungi jarak lebih dari 100 kilometer. Terkadang mereka berenang dan di lain waktu meluncur dengan perut mereka di atas permukaan es. Mereka menuju tempat yang sama dengan cara yang mengagumkan. Di simpulan perjalanan, secara menakjubkan mereka bertemu dengan ribuan penguin lain di satu tempat tertentu.
Ada satu tujuan penting di balik pertemuan ini. Tempat di mana mereka semua bertemu ini yaitu tempat untuk melahirkan belum dewasa mereka. Perjalanan melelahkan ini hanyalah awal dari pengorbanan dan kesulitan yang dihadapi penguin demi belum dewasa mereka. Kesulitan yang bergotong-royong dimulai sesudah sang betina bertelur. Ini disebabkan animo cuek akan segera tiba. Suhu animo cuek sanggup turun sampai -50 °C. Selain itu, angin berkecepatan 100 km per jam menerbangkan es dan salju.
Para penguin betina kembali ke maritim sesudah bertelur, dan menyerahkan telur mereka untuk dierami penguin jantan. Sang jantan yang setia mengambil alih kiprah merawat telur-telur tersebut. Penguin jantan membawa telur di atas kakinya dan melindunginya dari es. Bulunya yang tebal melindungi telur dari hawa dingin. Selain itu, jikalau jatuh di atas permukaan es, telur seketika akan membeku. Oleh karenanya, penguin jantan selalu sangat berhati-hati membawa dan menghangatkan telur.
Pengorbanan yang mereka lakukan dalam menjaga telur tersebut sungguh di luar pemahaman manusia. Mereka terus bangkit sepanjang waktu, tak pernah meletakkan telurnya barang sesaat pun. Karena harus menjaga telur sepanjang waktu, para penguin jantan tidak berkesempatan berburu.
Mereka melakukannya tanpa makan selama empat bulan, sehingga berat tubuh mereka pun sanggup turun sampai setengah dari semula. Terkadang jarak terdekat sumber makanan mereka yaitu sejauh beberapa hari perjalanan.
Para penguin saling berkerumun dan merapatkan tubuh mereka satu sama lain untuk berlindung dari angin yang cuek membekukan. Selama empat bulan animo cuek tersebut, yang mereka lakukan hanyalah bersabar, menahan lapar dan dingin.
Di simpulan masa sulit itu, animo semi pun tiba kembali. Telur-telur telah menetas, dan belum dewasa penguin membuka mata mereka pada dunia. Karena lapisan lemak yang akan melindungi mereka dari cuek belum terbentuk, belum dewasa penguin masih tetap berada di kaki ayahnya biar terhindar dari dingin, sembari mendapat kehangatan dari tubuh sang induk.
Makanan pertama anak penguin berasal dari susu dari tembolok ayahnya. Meskipun penguin jantan tidak makan apa pun selama empat bulan, ia melaksanakan pengorbanan lain dengan menyimpan makanan di temboloknya bagi anaknya. Di ketika itulah sang betina kembali ke daratan dari laut, sesudah selama empat bulan berburu dan menyimpan makanan di perutnya untuk anak-anaknya yang gres menetas.
Segera sesudah sang betina datang, sang jantan yang telah menahan lapar selama empat bulan bergegas ke maritim untuk mulai berburu. Segera sesudah sang jantan makan, mereka kembali ke sarang dan melanjutkan memberi makan anak-anaknya bersama betinanya. Tak berapa usang kemudian, penguin muda tumbuh besar, dan mencapai ukuran yang memungkinkan mereka sanggup pergi dengan ayah mereka yang setia.
Demikianlah, penguin jantan tidak makan selama empat bulan demi anak-anaknya. Ia bangkit di atas kakinya selama itu, tak pernah meninggalkan telurnya barang sesaat pun. Ini yaitu pengorbanan yang luar biasa, yang dilakukan oleh binatang.
Di antara manusia, ada pola orang yang benar-benar tidak berhati nurani, yang menelantarkan belum dewasa mereka ketika dalam kesulitan. Banyak belum dewasa yang terpaksa menjadi gelandangan di jalanan. Tetapi penguin tak pernah menelantarkan anak-anaknya, sekalipun kondisinya amat buruk.
Mereka yang mendukung teori evolusi dan menolak penciptaan menyatakan bahwa hewan hanya berpikir perihal dirinya sendiri. Karenanya, mereka tidak sanggup menjelaskan bagaimana penguin rela menahan lapar selama 4 bulan dan bertahan dari dingin. Lalu siapakah yang mengilhamkan pengorbanan diri semacam itu pada makhluk ini? Sekali lagi, hanya ada satu balasan atas pertanyaan tersebut. Allahlah yang membuat penguin. Allah jugalah yang mengilhamkan pengorbanan luar biasa yang mereka lakukan.
Insight Magazine edisi-7
--o0o--