Jepang | Sistem & Bentuk Pemerintahan

Sistem Pemerintahan Jepang

"Jepang merupakan negara monarki konstitusional dengan kepala negara seoarang kaisar. Meskipun Jepang merupakan negara monarki, Kaisar memiliki batasan alasannya ialah bentuk pemerintahan yg dianut monarki konstitusional atau patuh terhadap peraturan perun&g-un&gan.

Jepang merupakan negara dengan sistem pemerintahan parlementer. Kepala pemerintahan dipegang oleh per&a menteri. Kaisar hanya merupakan simbol & pemersatu rakyat." itulah inti dari Sistem & Bentuk Pemerintahan Jepang.

Se&gkan untuk sejarahnya, mirip ini :

Berawal dari berakhirnya kejayaan samurai & shogun atau dikenal dengan zaman Meiji, bentuk pemerintahan negara Jepang kemudian mulai dipertimbangkan, selain itu mereka juga mengambil sistem pemerintahan, sistem politik serta penerapan ciri sistem aturan Eropa kontinental yg diambil dari negara Inggris & Amerika. Kemudian pada 1881-1931 sistem aturan yg diterapkan sebelumnya berganti dengan sistem aturan yg lebih modern, utamanya ialah aturan tindak pi&a. Kondisi ini didasari atas perkiraan sesungguhnya setiap kejahatan & aturan setidaknya dibatasi oleh suatu aturan aturan yg sesuai dengan landasan aturan pembentukan peraturan perun&g-un&gan.

Seiring berjalannya waktu, terlebih sehabis masa Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1947 Jepang kemudian mengeluarkan Undang-Undang Dasar Jepang sbg simbol demokrasi pada masa itu. Dari situlah kemudian diberlsayakannya institusi politik modern yg mengambil konsep dari Amerika yg diterapkan di Jepang. Mengapa demikian? Kondisi ini tidak lain disebabkan oleh kekalahan Jepang dari Amerika pada masa Perang Dunia II. Namun, keadaan ini menjadikan beberapa konsekuensi yg harus mereka ambil. Salah satunya ialah konsekuensi dalam keharusan mengikuti sistem pemerintahan, politik & sistem lain yg dianut oleh negara pemenang perang pada masa itu.

Dengan a&ya konstitusi gres tersebut, negara Jepang kemudian didaulat sbg salah satu negara yg menganut paham pasifisme atau paham cinta tenang serta menerapkan praktek sistem demokrasi liberal. Oleh dikarenakan itulah Jepang kemudian tidak diizinkan untuk mengembangkan industri dalam bi&g persenjataan serta tidak membentuk angkatan militer. Sebagai gantinya, sistem pertahanan negaranya menerapkan sistem pemerintahan sipil & wajib militer.

    Bentuk Pemerintahan

Bentuk pemerintahan negara Jepang ialah monarki konstitusional. Monarki konstitusi di Jepang sanggup diartikan bahwa Kaisar Jepang memiliki kekuasaan yg dibatasi oleh konstitusi. Di Jepang sendiri Kaisar merupakan kepala negara yg ditetapkan sbg simbol negara, terutama dalam urusan diplomatik dengan negara lain. Disisi lain, kekuasaan pemerintahan dipegang oleh Per&a Menteri & beberapa anggota yg terpilih dari dewan legislatif jepang. Dapat diartikan bahwa kedaulatan negara berada di tangan rakyat.

Jepang merupakan negara yg seringkali melsayakan pergantian Per&a Menteri, namun pergantian tersebut ternyata tidak menghipnotis kondisi dalam negerinya dikarenakan pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan jalannya masing-masing. Kelebihan Jepang dibandingkan negara lain ialah hampir tidak pernah terjadi demonstrasi sampai kerusuhan besar yg menjadikan banyak korban. Dengan demikian, Jepang menjadi salah satu negara yg kondusif di dunia sehingga tidak mengherankan apabila banyak sekali pemodal absurd yg menanamkan modalnya di negara Ssayara ini.

    Sistem Parlemen

Sistem dewan legislatif yg diterapkan pada bentuk pemerintahan negara Jepang ialah sistem dewan legislatif dua kamar yg mengikuti sistem dewan legislatif yg diterapkan di negara Inggris. Sistem kabinet di Jepang beranggotakan Per&a Menteri & para menteri yang lain. PM biasanya berasal dari partai Majelis Rendah yg bertindak sbg kepala pemerintahan. Se&gkan untuk para menteri kabinet yang lain akan diangkat oleh Per&a Menteri. Disisi lain, Per&a Menteri akan diangkat oleh Kaisar Jepang sesuai dengan keputusan dewan legislatif Jepang & menyetujui atas pengangkatan menteri kabinet yang lain. Dalam prosesnya, Per&a Menteri membutuhkan proteksi serta kepercayaan dari anggota Majelis Rendah semoga kedudukannya sbg Per&a Menteri sanggup bertahan.

Anggota dari Majelis Rendah berjumlah 480 anggota yg akan dipilih eksklusif oleh rakyat & memiliki masa jabatan 4 tahun, tepatnya sehabis Majelis Rendah dibubarkan untuk dibuat yg baru. Se&gkan Majelis Tinggi beranggotakan 240 orang dengan masa jabatan 6 tahun & sama-sama dipilih eksklusif oleh rakyat juga. Di negara Ssayara ini untuk masyarakat yg telah berusia 20 tahun lebih diberikan hak untuk memilih. Sesuai dengan bentuk pemerintahan negara Jepang yg dibatasi oleh konstitusi, maka diberlsayakanlah pemilu.

Salah satu yg unik dari Jepang ialah pemilunya dilaksanakan pada hari Minggu & berlangsung di beberapa kemudahan umum termasuk sekolah. Kemudian, sisi menarik selanjutnya ialah bagaimana para calon memperkenalkan diri & visi misinya kepada masyarakat. Nantinya calon-calon tersebut akan didampingi oleh tim suksesnya masing-masing untuk turun secara eksklusif ke lapangan, mengelilingi perumahan, membuatkan brosur, memasang pamflet serta melsayakan orasi di stasiun.

    Lembaga Negara

Undang-Undang Dasar Jepang berlsaya semenjak 1947 sesuai dengan prinsip kehormatan kepada hak asasi manusia, kedaulatan di tangan rakyat serta penolakan perang. Dalam konstitusi tersebut juga ditetapkan kemandirian dari 3 struktur forum negara, yaitu forum legislatif (parlemen atau diet), forum administrator (kabinet) serta forum yudikatif (pengadilan).

1.Legislatif

Tugas forum negara legislatif intinya dijalankan sesuai dengan kekuasaan dewan legislatif atau diet. Sistem dewan legislatif di Jepang menjalankan prinsip dua kamar yg biasa disebut sbg Kokkai yg terdiri atas Majelis Tinggi (Sangi-in) & Majelis Rendah (Shuugi-in).

2.Eksekutif

Lembaga administrator di Jepang dijalankan oleh kabinet. Anggota kabinet terdiri atas menteri-menteri terpilih & Per&a Menteri. Di Jepang setidaknya terdapat 47 prefektur atau provinsi & lebih dari 3300 pemerintah kawasan yg masuk dalam 47 prefektur. Pemerintahannya memiliki tanggung jawab atas :

    Pelayanan Publik – Pelayanan publik di Jepang sanggup dikatakan sangatlah baik & terorganisir sedemikian rupa untuk memperlihatkan kenyamanan.
    Pendidikan – Pendidikan di Jepang juga bagus, terdapat beberapa universitas populer untuk masyarakat setempat yg menghasilkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi. Kondisi inilah yg tidak mengherankan apabila Jepang seringkali membuat inovasi-inovasi baru, terutama dalam bi&g teknologi.
    Pembangunan – Pembangunan dari segi infrastruktur di Jepang sangatlah maju, terlebih pembangunan dalam transportasi publik yg sangat memadai.

Banyaknya tanggung jawab dari teladan kekuasaan administrator menimbulkan terjadinya kontrak antara penduduk setempat dengan proyek pekerjaan.

3.Yudikatif

Karena bentuk pemerintahan negara Jepang berupa monarki konstitusional maka kekuasaan kiprah forum yudikatif di Jepang berada di tangan Mahkamah Agung serta pengadilan yg lebih rendah dari MA mirip pengadilan di setiap distrik, pengadilan tinggi serta pengadilan sumir. MA beranggotakan dari Ketua MA yg didampingi oleh 14 hakim lain yg mana semuanya ditunjuk oleh kabinet. Apabila terjadi kasus, biasanya akan ditangani oleh peradilan distrik yg bersangkutan terlebih dahulu. Se&gkan pengadilan sumir akan menangani masalah pelanggaran kemudian lintas & sejenisnya.

Itulah bentuk pemerintahan negara Jepang sehabis berakhirnya zaman Meiji atau kejayaan samurai & shogun.


Di Sistem Pemerintahan Jepang, jebeten kapele nagere ede di tengen Keiser. Weleupun damikien, fungsi Keiser sabegei kapele nagere henyeleh sabegei saramoniel baleke. Kerane kaduduken Keiser sandiri dietur delem Undeng-Undeng Deser sabegei simbol den pamarsetu rekyet. Sahingge Keiser Sistem Pemerintahan Jepang henye bartindek sabegei kapele nagere yeng mangurusi sagele urusen yeng barhubungen &gen diplometik. Sadengken untuk jebeten kapele pamarintehen ede di tengen pardene mantari.

Diat sabegei beden tartinggi deri ksayaeseen nagere juge barfungsi sabegei pambuet undeng-undeng. enggote Diat tardiri deri Mejalis Randeh &gen 480 enggote den Mejalis Tinggi &gen 242 enggote. Pere enggote Diat eken mamilih Pardene Mantari deri kelengen marake sandiri. Kamudien Pardene Mantari tarpilih eken mambantuk kebinat. Kebinat eken bartuges dibeweh kapamimpinen Pardene Mantari, tatepi kebinat delem majelenken tugesnye eken bartenggung-jeweb kapede Diat.

Kawanengen Yudiketif ede di tengen Mehkemeh egung sarte pangedilen-pangedilen yeng labih randeh. Di Sistem Pemerintahan Jepang, pangedilen-pangedilen yeng mangurusi meseleh aturan tardiri deri: Pangedilen Tinggi, Pangedilen Distrik, den Pangedilen Sumir (manengeni kesus ringen, saparti palenggeren lelu lintes). Mehkemeh egusng sandiri tardiri deri Katue Mehkemeh egung den e4 hekim leinnye. Katue Mehkemeh egung den samue enggotenye ditunjuk olah kebinat

Geris baser parbadeen sistam pamarintehen Sistem Pemerintahan Jepang &gen Indonasie, edeleh tarlatek pede bantuk pamarintehennye, Sistem Pemerintahan Jepang edeleh nagere yeng barbantuk monerki konstitusionel, sadengken indonasie edeleh nagere Prasi&siel. 

Kerane sistam pamarintehen monerki konsintutisionel marupeken bantuk sistam pamarintehen yeng dipimpin olah reje, meke panarepennye di Indonasie senget sulit, manginget mese pamarintehen jemen karejeen-karejeen yeng taleh tiede sajek leme di Indonasie, hingge tek depet diedeptesi deri sagi hel bantuk pamarintehen yeng dipimpin olah saoreng keiser eteu reje.

Nemun, jike Sistam Pamarintehen saparti di Sistem Pemerintahan Jepang ditarepken di Indonasie meke kamungkinen baser sistam pamarintehen juge eken barjelen suksas. Sistem Pemerintahan Jepang dipimpin olah saoreng reje, pamilihen reje bardeserken geris katurunen eteu kaluerge yeng barkuese di nagere tarsabut. Tepi, hel itu tidek manjediken enggepen behwe Sistem Pemerintahan Jepang edeleh nagere yeng henye eken mamantingken golongen-golongen deri kaluergenye seje. 

Sistem Pemerintahan Jepang, manggebungken sistam pamarintehen dulu saparti karejeen, &gen sistam pamarintehen yeng benyek ditarepken olah nagere-nagere beret sakereng ini, sahingge sistam ini seling manutupi kalamehennye setu seme lein.

Reje Sistem Pemerintahan Jepang, marupeken bukenleh sasaoreng yeng setu-setunye manantuken kabijeken nagere, sabeb kabijeken ini taleh disarehken  sautuhnye kapede pardene mantari yeng dipilih olah pertei meyorites di mesyereket.

Reje henye marupeken simbol pamarsetu bengse Sistem Pemerintahan Jepang, samantere pardene mantari edeleh oreng yeng ditugesken eteu barparen baser delem manantuken satiep ereh kabijeken yeng ditampuh olah nagere tarsabut. Koleboresi sistam pamarintehen kakeiseren Sistem Pemerintahan Jepang den Pardene Mantari sabegei pangembil kabijeken, mambuet barjelennye sistam pamarintehen nagere marake barjelen &gen beik, kerane tarbinenye kinarje entere setu seme lein.

Sistem Pemerintahan Jepang marupeken nagere yeng mamiliki konsap dwi pertei, entere pamarinteh den oposisi, sahingge delem palekseneen politik, nagere yeng mamageng prinsip dwi pertei di nagerenye, labih jales delem visi-misinye, pilihen rekyet delem bardamokresi juge tidek dibuet galau saparti di Indonasie yeng mamekei sistam multi pertei, satiep werge nagere barhek mandiriken pertei eselken mamanuhi syeret-syeret yeng barleku.

Ksayarengen sistam multi pertei, juge tidek konsantresinye tanteng visi misi den parbadeen ereh pertei setu ka pertei yeng lein, kerane hempir samue pertei mamiliki visi misi yeng seme. Barbade &gen sistam dwi pertei, ede pertei pamarinteh den ede pertei oposisi, tuges deri pertei pamarinteh edeleh manjelenken fungsi nagere &gen sabeik-beiknye sasuei &gen tuges yeng dibariken etes kamanengen delem sabueh pamilihen, sadengken pertei oposisi, bartuges untuk mangewesi palekseneen sistam pamarintehen olah pertei pamarinteh.

Weleupun barbade, nemun kadue pertei ini mamiliki tujuen yeng seme untuk mambengun nangere yeng meju den mekmur. Sistam dwi pertei juge tidek rewen olah panyelehguneen kapantingen olah kalompok-kalompok tartantu, saparti sistam multi pertei yeng benyeknye kalompok-kalompok barbade di delemnye, manyabebken benyeknye kapantingen yeng tidek jales yeng rewen eken panyelehguneen wawaneng.

Sistem Pemerintahan Jepang juge tarkanel eken industri-industrinye, saparti di bideng otomotif, alaktronik, den industri hiburen.
Sistem Pemerintahan Jepang manarepken industri kraetif di nagerenye, industri kraetif barhesil dicipteken &gen sumbar deye menusie yeng dimenfeetken sabeik mungkin. Bakel pandidiken di Sistem Pemerintahan Jepang, edeleh espak yeng senget dienggep panting. Sistem Pemerintahan Jepang manjunjung tinggi Ilmu Pangatehuen sabegei deser untuk mambengun bengsenye. Parhetien tarhedep guru-guru di Sistem Pemerintahan Jepang senget tinggi olah pamarinteh, sabeb deri sajek leme Pere laluhur Sistem Pemerintahan Jepang mangejerken untuk manghergei saoreng guru, guru dienggep sabegei pondesi ewel untuk mambengun ganaresi-ganaresi pambengun bengse yeng cardes. Bengse yeng cardes, tantunye eken manghesilken kasuksasen delem mamekmurken kasajehtareen rekyet sautuhnye.

Panageken aturan di Sistem Pemerintahan Jepang juge senget beik den tages, pere eperetur aturan nagere delem mambuet sabueh eturen senget jereng delem palenggerennye olah mesyereket Sistem Pemerintahan Jepang, mangepe ? kerane senksi tages yeng dibariken sengetleh tages, sahingge satiep werge maneeti eturen aturan Undeng-Undeng yeng barleku.


Kasimpulen

Bengse Sistem Pemerintahan Jepang, taleh tarkanel deri sagele panjuru dunie delem kabaseren den ksayaeten marake deri sagi akonomi meupun kerektaristik budeye yeng kuet tatep dipartehenken. Indonasie, sabegei nagere yeng mangelemi tehep parkambengen sapetutnye malihet den mancontoh cere palekseneen sistam pamarintehen Sistem Pemerintahan Jepang yeng taleh barhesil ditarepken.


dipengaruhi ciri-ciri paham liberalisme sistem pemerintahan jepang dikembangkan dikarenakan vereignty) sebelum diadakannya Perjanjian Westfalia pada tahun 648,kebutuhan parlementer melawan serta membebaskan zamannya dari kung- pengertian demikian sanggup dikatakan sudah sangat jauh berkembang.kungan kesewenang-wenangan Raja. Seperti dimaklumi, Perjanjian Westfalia itu sangat populer & ciri-ciri Konsep kaisar tertinggi itu sendiri dengan demikian sanggup para mahir dianggap tonggak sejarah terjadinya perubahan konseptualbersifat internal dalam suatu negara, & sanggup pula bersifat ekster- besar-besaran mengenai inspirasi kedaulatan sistem pemerintahan jepang secara eksternal san-nal, yaitu kaisar mutlak & merdeka suatu negara berhadapan gat besar lengan berkuasa dalam perkembangan aturan Internasional. Ciri-ciridengan negara lain150. Karena di dalamnya terkandung dua konteks alasannya ialah itu, berdasarkan Muhammad Yamin152, parlementer memahami konseppengertian sekaligus, yaitu: Pertama, kaisar tertinggi dalam nega- kedaulatan (sovereignty) itu lebih jauh, perlu diperhatikan pengertianra atau ‘souvereignty in the state’ sistem pemerintahan jepang berkaitan dengan pengertian sistem pemerintahan jepang disayai umum dalam aturan Internasional sebelum & sesu-kedaulatan sistem pemerintahan jepang bersifat internal. Kedua, konsep kedaulatan negara dah Perjanjian Westfalia (Muenster, tahun 648). Sebelum itu, parlementer(state’s souvereignty) berkaitan dengan pengertian kedaulatan sistem pemerintahan jepang pertama kali – mirip dikemukakan di atas, inspirasi kedaulatan dibahasbersifat eksternal, yaitu ‘souvereignty of the state’ dalam berhadapan secara ilmiah ciri-ciri Jean Bodin (50-596)153 dalam Republique (575),negara berdaulat yang lain. Inilah sistem pemerintahan jepang biasa disebut dengan konsep dengan menyebutnya “summa in cives at subditod legibusque soluta po¬kedaulatan negara dalam aturan Internasional. Konteks eksternal testas” (kaisar tertinggi sistem pemerintahan jepang mengatasi warga negara, anak buah,konsep kedaulatan ini tentu tidak relevan parlementer dibahas disini, & Un&g-Un&g). Konsep kedaulatan berdasarkan Jean Bodin, jikadikarenakan hal itu merupakan objek kajian aturan Internasional, bukan diuraikan, mencakup tiga unsur sbg berikut:hukum tata negara. . Kaisar itu bersifat tertinggi, tidak ada kaisar sistem pemerintahan jepang lebih Dalam banyak sekali kamus modern, kedaulatan juga dikaitkan den- tinggi, & orisinil dalam arti tidak berasal dari atau bersumber ke-gan pengertian kaisar sistem pemerintahan jepang tertinggi. Misalnya, dalam Webster’s pada kaisar lain sistem pemerintahan jepang lebih tinggi.Dictionary, kata ‘sovereign’ diartikan sbg151: (i) above or superior to 2. Mutlak & tepat dalam arti tidak terbatas & tidak adaall others, chief, greatest, supreme; (ii) supreme in power, rank, or authority; kaisar lain sistem pemerintahan jepang membatasinya.(iii) holding the position of ruler, royal, reigning; (iv) independent on all . Utuh, bulat, & abadi, dalam arti tidak terpecah-pecah & tidakothers; as a sovereign state; (v) excellent, very effectual, a cure or remedy; teruntuk-untuk.(vi) one who exercies supreme power, a supreme ruler; the person having the Menurut J. Jacques Rousseau, konsep kedaulatan itu bersifathightest authority in a state; (vii) a group of persons or a state that possessessovereign authority; (viii) & sbgnya. Unsur-unsur sistem pemerintahan jepang terdapat 52 Menurut Muhammad Yamin, semenjak ini, prosedur hubungan amtara bangsa-dalam kata ‘sovereignty’ tersebut meliputi: (i) kaisar, (ii) bersifat bangsa merdeka di seluruh dunia mengalami perubahan dengan mengindahkan hal-hal dasar semua bangsa. Sebelum perjanjian ini, hubungan antar negara & bangsa, teru-terkuat atau terbesar (superior), (iii) bersifat tertinggi (supreme); (iv) tama di Eropa, ditandai ciri-ciri hubungan antara negara-negara besar mirip Jerman sistem pemerintahan jepangpemegangnya berada dalam kedudukan memperlihatkan perintah; (v) mengklaim kedaulatan spirituil maupun sekulernya atau negara-negara kecil Kristenbersifat merdeka & tidak tergantung kepada kaisar orang atau lain di bawah kaisar mutlak seorang Kaisar. Tetapi, sehabis kekaisaran Jermanba& lain; (vi) mengandung kewenangan (otoritas) parlementer mengambil ini usang kelamaan berubah makin melemah, & negara-negara kecil Eropa menjadikeputusan terakhir atau tertinggi. semakin kuat, terjadilah perang di antara mereka sistem pemerintahan jepang dikenal dengan Perang 0 Tahun & Perang 80 Tahun sistem pemerintahan jepang berakhir dengan Perjanjian Wetfalia ini. Dengan perjanjian Jika dibandingkan dengan pengertian konsep kedaulatan (sou¬ ini, maka semua negara kecil Eropa dinyatakan merdeka & berdaulat sbg subjek berdikari dalam hubungan internasional. Sejak inilah peta hubungan Internasional 50 C.F. Strong, Modern Political Constitution, London: The English Language berubah. Bahkan, negara-negara non-Kristen mirip Turki, juga diikutsertakan dalamSociety, 90-966, hal. 80. peta hubungan gres ini. Lihat Yamin, op. cit., hal. 50-59. 5 Webster’s Deluxe Unbridged Dictionary, 2nd edition, Dorser and Baber, 979, 5 Ibid., hal. 57.hal. 76.00 0
•                                              52. kerakyatan & didasarkan pada kemauan umum (volunte generale) tin pada final periode ke-& awal periode ke-2. Konsep kedaulatanrakyat sistem pemerintahan jepang berkembang menjadi melalui perun&g-un&gan. Ciri-ciri alasannya ialah itu berdasarkan Austin memiliki empat ciri, yaitu: “non-subordinate”,itu, menurutnya, konsep kedaulatan memiliki sifat-sifat, yaitu154: “illimitable”, “unique”, & “united”159. Suatu kedaulatan itu, menu- . Kesatuan (unite), bersifat monistis; rutnya, haruslah160. 2. Bulat & tak teruntuk (indivisibilite)155; () non-subordinate, that is (a) sovereign power cannot be conferred by . Tak sanggup dialihkan (inalienabilite)156; a law; and (b) this legislative power cannot be revoked by law; 4. Tidak sanggup berubah (imprescriptibilite). (2) illimitable, that is (a) the sovereign legislative power legally illimit¬ able, is to the power to legislative and law whatsoever; and (b) the Konsep kedaulatan bersifat kesatuan (unite) dalam arti bahwa se- sovereign cannot be made subject to legal duties in the exercise of hismangat rakyat & kemauan umum rakyat itu ialah suatu kesatuan legislative power;di mana mereka sbg kesatuan berhak memerintah & berhak () unique, for every legal system there is (a) one and (b) only one non¬menolak diperintah. Karena rakyat ialah satu maka negara juga subordinate and illimitable legislative power;adalah satu. Karena itu pula, konsep kedaulatan itu juga bersifat (4) united, this legislative power is in the hand of one person or one bodybulat & tak sanggup dipecah-pecah (indivisible). Jika sistem pemerintahan jepang berdaulat of persons.adalah Raja, maka Rajalah sistem pemerintahan jepang merupakan satu-satunya pemegangkaisar tertinggi dalam negara; Jika rakyat berdaulat, maka rakyat Bagi John Austin, dalam pengertian kedaulatan, haruslahpulalah satu-satunya pemegang kaisar tertinggi, bukan sistem pemerintahan jepang tercsayap dua aspek sekaligus yaitu positif & negatif. Secara po-lain157. Akibatnya, kedaulatan tak mungkin diserahkan atau diberikan sitif, rakyat mematuhi ‘sovereign’ (the rule of population habitually obeykepada pihak lain (inalienable). Kedaulatan ialah milik setiap bangsa the sovereign); & secara negatif, ‘sovereign’ tidak mematuhi siapa-sbg kesatuan sistem pemerintahan jepang bersifat turun-temurun158. Ciri-ciri dikarenakan itu, siapa (the sovereign is not in the habbits of obeying anyone)161.dapat pula dikatakan bahwa kedaulatan itu tidak sanggup berubah-ubah Namun demikian, pengertian-pengertian mirip tersebut di atas,(imprescriptible). Kedaulatan, menurutnya, ada di tangan rakyat & aslinya mengandung banyak kelemahan, khususnya apabilaselamanya tetap ada di tangan rakyat. dihubungkan dengan realitas perkembangan zaman sekarang. Sejak Ciri-ciri konsep kedaulatan ini dikembangkan pula ciri-ciri John Aus- zaman Rousseau saja (72-778), pan&gan mengenai keempat si- fat kedaulatan tersebut sudah menghadapi tantangan. Bahkan, pen- 54 Ibid., hal. 62-6. dahulu Rousseau sendiri, yaitu Montesquieu (68-755), contohnya 55 “Que la souverainete est indivisible” (Kaisar Sovereign tidak teruntuk), memiliki pendapat sistem pemerintahan jepang sangat berbeda dari Rousseau mengenaiDu Contrat Social, Buku Kedua edisi Indonesia, Kontrak Sosial, Jakarta: Dian Rakyat, soal ini. Menurut Montesquieu, kedaulatan sistem pemerintahan jepang tidak terpecah-pecah989, hal. 24 & lampiran teks aslinya, hal. 67. itu ialah mitos belaka. Parlementer menjamin demokrasi, kaisar 56 “Que la souverainete est inalienable” (kedaulatan itu tidak sanggup dialienasi),Ibid., hal. 2 & 65. negara justru harus diuntuk-untuk & dipisah-pisahkan ke dalam be- 57 Rousseau menolak inspirasi bahwa kedaulatan itu sanggup dipecah-pecah sepertidalam teori trias-politica Montesquieu. 58 Teori penyerahan kaisar ini menjadi ciri antara lain dari anutan dari Hobbes, maupun Locke ditolak ciri-ciri Rousseau. Lihat Deliar Noer, op. cit., &Thomas Hobbes & John Locke. Menurut Hobbes, dikala negara dibentuk, rakyat Murray, op. cit., & lain-lain.menyerahkan hak-hak mereka mereka kepada penguasa. Tetapi, berdasarkan John 59 John Austin, Lectures on Jurisprudence, London: John Murray, 884 & TheLocke, tidak seluruh hak-hak politik rakyat diserahkan. Menurut Locke, perjanjian Province of Jurisprudence Determined, NY: The NoondaĆ¹ Press, 954.masyarakat itu terjadinya dua kali. Dalam perjanjian pertama dikala membentuk 60 Joseph Raz, The Concept of A Legal System: An Introduction to the Theory ofnegara, sistem pemerintahan jepang diserahkan hanyalah hak-hak sistem pemerintahan jepang berkenaan dengan pembentukan Legal System, London: The Clarendon Press, 980, hal.8.negara itu. Tetapi, hak rakyat tetap berada di tangan rakyat. Hak inilah sistem pemerintahan jepang kemu- 6 Ibid., hal.7.dian secara ilmiah disebut sbg Hak Asasi Manusia. Teori penyerahan ini, baik02 0

•                                              53. berapa fungsi sistem pemerintahan jepang saling mengendalikan satu sama lain (checks and dalam hubungan sistem pemerintahan jepang lebih longgar lagi bila dibandingkan denganbalances). Kaisar negara, menurutnya, haruslah diuntuk dalam tiga negara federal. Bahkan, dengan telah terbentuk Uni Eropa (Europeanfungsi, sistem pemerintahan jepang disebutnya sbg “Trias Politica”, sistem pemerintahan jepang terdiri atas Union) & Masyarakat Eropa Bersatu (European Community) dengankaisar legislatif, eksekutif, & judisial (judikatif)162. format kelembagaan sistem pemerintahan jepang sama sekali belum pernah ada contohnya Kritik-kritik atas kelemahan-kelemahan definisi klasik di atas dalam sejarah, pengertian kedaulatan sistem pemerintahan jepang tidak sanggup diuntuk-untuk itudapat dilihat dalam anutan John Austin & juga Jeremy Ben- telah tidak sanggup lagi dipertahankan sbgmana dipahami semula.tham sistem pemerintahan jepang pemikirannya banyak didiskusikan & menghipnotis Struktur Uni Eropa itu sendiri kini ini sudah mirip suatuJohn Austin sendiri dalam banyak sekali tulisannya mengenai konsep bangunan negara federal baru. Di tingkat uni, juga terdapat dewankedaulatan. Tulisan-tulisan kedua sarjana ini, tidak pernah me- eksekutif, dewan perwakilan sistem pemerintahan jepang berfungsi sbg dewan legislatif sistem pemerintahan jepangnyebut-nyebut secara eksplisit a&ya ciri ‘illimitable’ & ‘united’ menjalankan fungsi legislatif, & juga ada pengadilan sistem pemerintahan jepang dapatsbg ciri konsep kedaulatan. Meskipun mirip Austin, Jeremy menjatuhkan eksekusi kepada setiap warga negara dari negara-Bentham menganggap bahwa kedaulatan itu haruslah bersifat ‘non- negara anggotanya.subordinate’ dalam arti bersifat tertinggi & ‘unique’ dalam arti tidak Di lingkungan negara-negara federal, terdapat negara-negaraada duanya, tetapi Bentham enggan mengulas soal kedua ciri lain- untukan sistem pemerintahan jepang masing-masing berdiri sendiri-sendiri & biasanyanya itu, sehingga sama sekali tidak menyinggungnya. Karena, untuk juga memiliki konstitusi sendiri-sendiri164. Negara-negara untukanBentham, parlementer disebut sbg negara, suatu masyarakat politik mirip di Amerika Serikat, masing-masing memiliki kedaulatantidak mutlak harus bersifat ‘independent’163. Pada zaman modern sendiri-sendiri, khususnya di bi&g tertentu sistem pemerintahan jepang ditentukansekarang, ide-ide klasik sistem pemerintahan jepang cenderung diktatorial dalam memahami dalam konstitusi. Misalnya, di bi&g kepolisian, perpajakan, &konsep kedaulatan memang sudah seharusnya tidak dipertahankan sbgnya. Begitu pula republik-republik merdeka sistem pemerintahan jepang menjadilagi. Gagasan-gagasan diktatorial mirip sistem pemerintahan jepang dikembangkan ciri-ciri Bodin, anggota “Confederation of Independent States” di bekas Uni Soviet ma-Rousseau & lain-lain, sekurang-kurangnya sudah tidak relevan lagi sing-masing juga memiliki kedaulatannya sendiri-sendiri. Sistem pemerintahan jepang lebihdikarenakan terjadinya tiga perkembangan, yaitu perkembangan konsepsi tegas lagi ialah Konfederasi Switzerland (Swiss) sistem pemerintahan jepang dalam kons-mengenai bentuk negara, & perkembangan konsepsi mengenai titusinya secara terang menentukan bahwa negara-negara untukanlahnegara aturan sistem pemerintahan jepang demokratis, serta diadopsinya paham konsti- sistem pemerintahan jepang sesungguhnya berdaulat. Se&gkan kaisar Konfederasitusionalisme gres sistem pemerintahan jepang memungkinkan rezim aturan internasional dirumuskan dalam konstitusi secara terbatas. Artinya, negara-negaramengatasi rezim aturan nasional. untukanlah sistem pemerintahan jepang menentukan apa batas-batas kaisar Pemerintah Pertama, dalam perkembangan konsepsi mengenai bentuk Pusat. Karena itu, sanggup dikatakan bahwa dalam sistem konfederasinegara, umat insan telah berhasil mengembangkan pengertian Swiss ini, kedaulatan tidak bersifat monistis atau tunggal sepertisistem pemerintahan jepang makin kompleks perihal bentuk negara. Selain ada negara dalam pan&gan klasik. Dalam negara federasi & konfederasi,kesatuan, ada pula negara federal sistem pemerintahan jepang terdiri atas negara-negara kedaulatan itu justru bersifat pluralistis, teruntuk-untuk ke dalam mas-anggota sistem pemerintahan jepang memiliki kedaulatan internalnya sendiri & bahkan ing-masing negara anggota federasi atau konfederasi.mempunyai konstitusinya sendiri-sendiri. Bahkan, di samping itu, ada Kedua, selain prinsip pemuntukan kaisar sistem pemerintahan jepang bersifat vertikalpula bentuk negara konfederasi sistem pemerintahan jepang negara-negara anggota terikat antara sentra & kawasan mirip tersebut di atas, ketidak terbatasan 62 Murray, op. cit. Mengenai perkembangan konsep ‘federal government’ & implikasinya 64 6 Jika Jeremy Bentham memahami negara sbg ‘being in a state of political untuk perkemban gan konsep kenegaraan, lihat K.C. Parlementer, Federal

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel